Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Dekat Perumahan Elite, Harapan Mulya Masih Terbelakang, Ini Bantuan Paramadina

Kompas.com - 17/12/2023, 11:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Politik Universitas Paramadina gelar program pemberdayaan masyarakat dan bakti sosial di Pondok Pesantren Darul Futuuh, Kampung Kandang Kecil, Harapan Mulya, Kota Bekasi, Sabtu (16/12/2023).

Program pemberdayaan berupa pelatihan pengelolaan bank sampah, pelatihan budidaya maggot, serta pelatihan videografi dan fotografi untuk masyarakat sekitar.

Tak hanya itu, mereka juga membagikan 250 paket sembako untuk para santri dhuafa dan warga kurang mampu di dua RT, yakni RT 03 dan RT 05/RW 02.

Selain program pemberdayaan masyarakat dan bakti sosial, digelar juga peluncuran Perpustakaan Darul Futuuh yang diresmikan oleh PJ Walikota Bekasi Gani Muhamad.

Gani memberikan apresiasi kepada Institusi dari Universitas Paramadina yang menempatkan Kegiatan Pengabdian kepada masyakarat di wilayah Kota Bekasi.

Baca juga: Pemberdayaan Perempuan Pelaku UMKM Dapat Tekan Kemiskinan

"Pemerintah benar-benar bersikap proaktif dan memberikan dukungan serta manfaat yang saling menguntungkan terutama untuk warga,” ujar Gani.

Pemberdayaan dan bakti sosial ini merupakan konsep pembangunan Pentahelix, antara pemerintah, masyarakat, komunitas, akademisi, pengusaha, serta media.

Mereka bersinergi dan kolaborasi untuk mencapai hasil terbaik untuk menyelesaikan masalah sehingga terciptanya visi misi dan melahirkan gagasan yang baik.

Pemberdayaan Masyarakat

Panitia acara Usmar Almarwan mengatakan, wilayah Harapan Mulya memiliki angka pengangguran dan anak putus sekolah yang cukup tinggi.

Selain itu, ada kesenjangan yang nyata di wilayah yang bersebelahan langsung dengan pusat bisnis Summarecon Bekasi tersebut.

Baca juga: Partisipasi Angkatan Kerja Wanita dan Pria Masih Senjang, Pemberdayaan Perlu Dikebut

“Sebagian besar tidak tamat SD, kemudian banyak pengangguran juga. Karenanya kita menilai wilayah ini perlu diberdayakan masyarakatnya agar kesenjangan sosial antara wilayah ini yang bersebelahan langsung dengan pusat bisnis Summarecon Bekasi, dapat teratasi,” ujar Usmar.

Kebanyakan anak putus sekolah itu kemudian ditampung belajar di Pondok Pesantren Al Futuuh. Ada 35 anak sekolah yang nyantri di pondok tersebut.

“Pondok ini tidak memungut biaya sama sekali. Karenanya kami Mahasiswa Magister Magister Ilmu Komunikasi Politik Universitas Paramadina sangat mengapresiasi keberadaan pondok dan ingin ikut berkontribusi,” sambungnya.

Keberadaan ponpes bukanlah solusi dari seluruh masalah sosial yang ada. Terutama terkait pengangguran karena minimnya lapangan pekerjaan.

Karenanya, Universitas Paramadina melalui mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Politik angkatan ke-22, memberdayakan masyarakat wilayah tersebut untuk memanfaatkan peluang ekonomi.

Salah satunya dengan melakukan pengelolaan bank sampah.

“Pengelolaan bank sampah juga ternyata bisa dibarengi dengan budidaya maggot, yaitu larva lalat yang bisa dijual untuk pakan ternak, tentu ini potensi ekonomi yang dapat dimanfaatkan” ujar Usmar.

Untuk Budidaya Maggot, mereka bekerjasama dengan Joglo Larva Center Jatiasih. Komunitas ini memiliki pengalaman panjang dalam memberikan pelatihan dan pendampingan.

Kegiatan pemberdayaan ini melibatkan 150 orang warga sekitar ponpes. Total ada 100 orang yang ikut pengelolaan bank sampah dan 20 orang yang mengikuti pelatihan foto dan video.

Kekurangan SMP Negeri

Sementara di tempat yang sama, pengasuh Ponpes Darul Futuuh Muhammad Farhan mengungkapkan, akar masalah di wilayah ini adalah kemiskinan. Lantaran tidak bekerja, mereka akhirnya tidak mampu membiayai anaknya sekolah.

Farhan mengakui ada SMP negeri yang gratis, tetapi anak-anak sering tidak tembus karena terbentur masalah zonasi.

Karenanya ia berharap, pemerintah Kota Bekasi membangun SMP Negeri di wilayah Harapan Mulya lantaran jumlah penduduknya juga sudah semakin padat. Sedangkan SMP dan SMA Negeri tidak ada.

Saat ini, terdapat 12 sekolah di wilayah Harapan Mulya, mencakup empat SD (3 SD negeri, dan 1 SD swasta), dan 7 SMP swasta.

Farhan yakin, jika Pemkot Bekasi mau membangun SMP dan SMA negeri yang dekat wilayah sini, pasti angka putus sekolah akan menurun.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Pertanian Tak Berkelanjutan Sebabkan Degradasi Lahan, Arab Saudi Luncurkan Agenda Aksi Riyadh

Pertanian Tak Berkelanjutan Sebabkan Degradasi Lahan, Arab Saudi Luncurkan Agenda Aksi Riyadh

Pemerintah
Desa Sejahtera Astra Boja Farm Berhasil Ekspor Hasil Pertanian Organik

Desa Sejahtera Astra Boja Farm Berhasil Ekspor Hasil Pertanian Organik

Pemerintah
Desa Sejahtera Astra, Dukung Ekonomi Masyarakat yang Ramah Lingkungan

Desa Sejahtera Astra, Dukung Ekonomi Masyarakat yang Ramah Lingkungan

Swasta
Australia Berpotensi Jadi Pemimpin Dunia dalam Industri Besi Hijau

Australia Berpotensi Jadi Pemimpin Dunia dalam Industri Besi Hijau

Pemerintah
COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

LSM/Figur
Di Forum Dunia, Petani Gurem Dapat Perhatian Serius

Di Forum Dunia, Petani Gurem Dapat Perhatian Serius

LSM/Figur
Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

LSM/Figur
Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Pemerintah
Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

LSM/Figur
Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Pemerintah
Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

LSM/Figur
Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Pemerintah
42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

Pemerintah
Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Pemerintah
Masyarakat di Desa Guci Tegal Berhasil Kembangkan Hutan Wisata Berkelanjutan

Masyarakat di Desa Guci Tegal Berhasil Kembangkan Hutan Wisata Berkelanjutan

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau