KOMPAS.com - Mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyampaikan perempuan Indonesia harus berpendidikan tinggi, terutama jika menjadi seorang ibu.
Pasalnya, menurut Menteri Kesehatan yang menjabat dari 2014 hingga 2019 tersebut, ibu memiliki peran yang sentral di dalam lingkup keluarga.
"Baik peran ketahanan keluarga terutama pengasuhan atau parenting (pengasuhan anak). Ini semua butuh modal kesehatan jiwa ibu," kata Nila, sebagaimana dilansir Antara, Minggu (24/12/2023).
Baca juga: Jokowi Didesak Cabut Regulasi yang Tidak Melindungi Perempuan Pesisir
Nila menuturkan, seorang ibu menjadi gerbang pertama pendidikan pertama bagi anak. Salah satunya melalui cara parenting.
Oleh sebab itu, kesehatan jiwa seorang ibu termasuk pengetahuan yang luas dan berpikiran logis sangat berkontribusi untuk menciptakan pola asuh yang baik.
Nila mengatakan, pendidikan dalam hal ini tidak selamanya dalam bentuk akademik, namun juga pengetahuan yang praktis tentang mengelola rumah tangga.
"Perempuan sudah seharusnya berpengetahuan, paling tidak harus memiliki logika untuk menghadapi berbagai persoalan," ujarnya.
Baca juga: Hari Ibu, Bayer Gagas Kampanye Perempuan Berdaya, Indonesia Maju
Ia menyayangkan masih banyak perempuan yang lebih memilih bekerja mencari uang dan meninggalkan bangku pendidikan bahkan memutuskan untuk menikah di usia muda.
Menurutnya, hal tersebut bisa dicegah dengan memberi modal pemikiran logis pada perempuan untuk jangan terlalu mengutamakan perasaan sebagai kelompok lemah dan rentan.
"Perempuan harus memiliki pengetahuan dan bisa mengembangkan logika berpikir, sering diskusi, baca buku dan punya keberanian untuk punya cita-cita," ucapnya.
Di sisi lain, perempuan juga harus diberikan ruang dan kesempatan untuk berperan dalam pengambilan keputusan di berbagai bidang pembangunan.
Baca juga: Pemberdayaan Perempuan di Dunia Digital Butuh Kolaborasi Semua Pihak
Hal tersebut disampaikan Plt Staf Ahli Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bidang Partisipasi dan Lingkungan Strategis Titi Eko Rahayu di Jakarta, pada 30 November 2023.
"Hal ini penting karena bagaimanapun perempuan memiliki hak dan kewajiban dalam berpolitik dan pengambilan keputusan," kata Titi, sebagaimana dilansir Antara.
"Serta mempunyai peran strategis dalam membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara termasuk dalam memelihara keutuhan dan ketahanan bangsa Indonesia," sambungnya.
Baca juga: Kekerasan Seksual Perempuan Naik, Banyak yang Tidak Berani Lapor
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya