BATAM, KOMPAS.com – Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut meraih penghargaan Proper 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Presiden RI KH Maruf Amin, dan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong.
Proper merupakan program penilaian peringkat kinerja diberikan oleh KLHK kepada perusahaan atau dunia usaha yang menunjukkan perhatian terhadap lingkungan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) berhasil meraih peringkat Proper Emas dan Proper Hijau dengan kategori beyond compliance atau lebih dari ketaatan.
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Freddy Anwar mengatakan pencapaian ini menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya.
Pada tahun 2023, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut meraih 1 Proper Emas dan 10 Proper Hijau, sementara pada tahun 2022 meraih 6 Proper Hijau.
"Prestasi ini merupakan hasil dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup lingkungan dan masyarakat di wilayah operasional Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut," ujar Freddy.
Salah satu keberhasilan terbesar adalah DPPU Minangkabau yang meraih Proper Emas. Program unggulan dari DPPU Minangkabau, yaitu Program Kampung Apar Innovation Center (KAIC) berhasil mengatasi permasalahan kekeringan dan stagnannya produktivitas pertanian melalui inovasi smart farming berbasis teknologi digital.
Freddy mengharapkan, penghargaan Proper yang diperoleh akan menjadi tanggung jawab bagi Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut untuk terus memberikan manfaat positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Kampung Apar Pariaman
Keberhasilan DPPU Minangkabau dalam meraih Proper Emas tidak lepas dari program TJSL unggulannya yaitu Program Kampung Apar Innovation Center (KAIC).
Program yang dilaksanakan di Kampung Apar, Kota Pariaman, ini berangkat dari beberapa permasalahan diantaranya terdapat sekitar 60 hektar lahan pertanian yang dilanda kekeringan.
Sekitar 197 KK turut terdampak akibat kekeringan ini serta masih kurangnya pengembangan pertanian yang hanya terbatas pada komoditas padi dan jagung dengan penggunaan teknologi rendah yang berdampak pada stagnannya produktivitas pertanian di wilayah tersebut.
Berangkat dari permasalahan tersebut dan melalui proses yang cukup panjang, kolaborasi dari DPPU Minangkabau dan Masyarakat Kampung Apar berhasil menghasilkan beberapa inovasi untuk mengatasi permasalahan yang ada. Beberapa program yang dihasilkan diantaranya adalah smartfarming berbasis digitalisasi teknologi.
"Metode-metode yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan nilai dari hasil pertanian kelompok masyarakat," jelas Freddy.
Penghargaan Proper yang diperoleh merupakan bentuk tanggung jawab dari Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, untuk dapat terus memberikan kebermanfaatan dan keberlanjutan positif baik bagi lingkungan dan masyarakat.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya