Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KLHK dan TNI Tanam 1.500 Anakan Pohon di Kota Kupang

Kompas.com, 30 Desember 2023, 17:25 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) menanam 1.500 anak pohon berbagai jenis di Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kegiatan penanaman itu untuk mengantisipasi dampak cuaca El Nino, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Bibit pohon yang ditanam berasal dari Persemaian Permanen Fatukoa Kupang, yang dikelola oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Benain Noelmina.

"Saat ini Indonesia dilanda cuaca El Nino sehingga perlu dilakukan penanaman pohon setiap tahun. Karena musim hujan sangat sedikit sehingga arahan dari Presiden Joko Widodo pada akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024 secara serentak melakukan penanaman," kata Kepala Badan Standarisasi dan Instrumen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Ary Sudijanto, Sabtu (30/12/2023).

Ary menyebut, kegiatan penanaman ini dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia. Khusus di NTT sebanyak 1.500 anakan pohon produktif ditanam di lahan seluar 2,5 hektar.

Di tempat yang sama, Komandan Korem (Danrem)161/Wira Sakti Brigadir Jenderal TNI Febriel Buyung Sikumbang mengatakan, selama ini TNI AD telah melakukan kegiatan penanaman secara masif di seluruh wilayah.

Baca juga: Sokong Ekspor Nasional, Penyulingan Pohon Sapu-sapu Bangka Diresmikan

"Beberapa waktu lalu kami melakukan pembersihan dan penanaman pohon di sekitar pantai di Kota Kupang. Hal itu dilakukan sebagai bentuk komitmen TNI dalam menjaga alam," ujar Febriel.

Pihaknya telah bekerja sama dengan KLHK dengan melibatkan TNI AL dan TNI AU untuk bersama-sama melakukan penanaman dalam rangka menjaga alam.

Dalam kegiatan penanaman ini pihaknya menerjunkan sekitar 1.000 personel dari seluruh TNI AD yang terdiri dari Korem, Kodim, TNI AL, TNI AU dan masyarakat.

"Kegiatan ini akan terus kita lakukan karena tahun ini waktu untuk tanam sangat singkat sehingga setiap ada kesempatan dan bibit kita luangkan waktu untuk tanam," ungkapnya.

Fabriel mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi penanaman untuk merawat tanaman yang ada.

"Kita juga mengimbau kepada masyarakat yang berada di sekitar lokasi penanaman untuk sama-sama kita rawat. Apalagi yang ditanam ini adalah tanaman produktif yang akan memberikan manfaat kepada masyarakat," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Penanaman Serentak sekaligus Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi NTT Arief Mahmud menambahkan, dalam kegiatan penanaman serentak ini pihaknya telah menggerakkan sejumlah personel baik dari UPT KLHK, TNI/Polri, Perguruan Tinggi, GLI & GYM, Dharma Wanita UPT KLHK dan Dharma Wanita OPD DLHK, Pramuka serta masyarakat.

Baca juga: Peduli Krisis Iklim, Sinarmas Land Tanam 1.270 Pohon di Tiga Wilayah

"Kami tentu berterima kasih kepada TNI AD, AL dan AU yang mendukung kegiatan penanaman serentak ini. Sebab ini menjadi arahan Bapak Presiden Joko Widodo dan Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya," kata Arief.

Sebagai informasi, kegiatan penanaman serentak ini terlaksana usai kunjungan Bapak Presiden, Joko Widodo dan Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya ketika melakukan penanaman di Labuan Bajo dan Kota Kupang di Samping Rumah Jabatan Gubernur NTT.

Menurutnya, sesuai arahan Menteri LHK penanaman serentak ini bukan hanya seremonial tetapi akan dilanjutkan dengan kegiatan pemeliharaan secara berkelanjutan.

Tim KLHKD memastikan seluruh tanaman yang ada dalam kegiatan penanaman serentak ini akan dipelihara dan dimonitor setiap saat.

"Kebetulan lokasi ini juga merupakan milik KLHD yang dikelola oleh Balai Standardisasi dan Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan sehingga secara reguler kita akan terus monitor penanaman ini," tuntas Arief.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau