Selain itu, perlunya dukungan basis data pertanian yang kuat, terutama data yang valid dan terbaru untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi stok pangan di dalam negeri.
Baca juga: Buah Sukun Bisa Jadi Alternatif Pangan Pengganti Beras
Dia menekankan data pertanian dibutuhkan tidak hanya di tingkat produksi tetapi juga sepanjang rantai pasok komoditas pangan. Struktur pasar pertanian yang cenderung oligopsoni dan oligopoli, kata dia, dapat menciptakan asimetris informasi yang merugikan konsumen dan petani.
Kemudian, ketiadaan data dapat dimanfaatkan oleh para rent seeker atau pemburu rente untuk keuntungan pribadi, memicu spekulasi yang dapat meningkatkan harga secara artifisial dan mengakibatkan inflasi.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, Presiden Jokowi telah memutuskan untuk mengalokasikan impor beras sebanyak 2 juta ton untuk tahun 2024.
Penambahan impor beras tersebut dilakukan mengingat program bantuan beras pemerintah yang masih dilanjutkan pada 2024.
Baca juga: Pemerintah Harus Jamin Akses Masyarakat Beli Beras saat Harga Pangan Naik
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya