Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 8 Januari 2024, 15:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menekankan universitas berperan penting dalam menanamkan pendidikan kewirausahaan pada mahasiswanya yang ingin menjadi entrepreneur (pebisnis).

"Universitas memiliki peran penting menanamkan pendidikan kewirausahaan para entrepreneur. Standar yang saat ini menguasai bisnis global, banyak lahir dari bangku perguruan tinggi universitas," kata Mahfud dalam sambutan virtualnya pada Wisuda Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, dikutip dari Antara, Senin (8/1/2024). 

Mahfud menjelaskan, penanaman pendidikan kewirausahaan pada mahasiswa dapat memperkuat jiwa calon pengusaha menjalankan bisnis dengan cara yang positif.

Baca juga: Kaum Muda Marjinal Jakarta, Ini Kesempatan Bangun Potensi Wirausaha

Selain itu, kata dia, pendidikan kewirausahaan juga dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa, serta mengejar ketertinggalan bangsa dalam melahirkan entrepreneur-nya sendiri pada skala global.

Ia mencontohkan, Universitas Stanford misalnya, jumlah lulusan yang telah membangun bisnisnya sendiri dengan tangguh mencapai 34 persen, Universitas Harvard 28 persen, dan Universitas Oxford 27 persen.

Hal tersebut, juga dapat membantu calon pengusaha memahami hak dan kewajibannya saat akan memulai usaha dan berbagai aktivitas, tanpa harus menyalahi aturan hukum di Indonesia atau merasa khawatir bisnisnya mandek di tengah jalan.

Dorong pertumbuhan wirausaha

Pemerintah RI berupaya menggenjot pertumbuhan wirausaha seperti dituangkan melalui Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional tahun 2021-2024.

"Untuk mendorong pertumbuhan wirausaha kita tiga tahun, 2024 nanti (rasio wirausaha kita) mencapai 3,95 persen dari total penduduk Indonesia," ujar Mahfud.

Meski terlihat terlalu besar, Mahfud menilai target rasio wirausaha tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan capaian negara tetangga.

Berdasarkan data yang ia miliki, saat ini rasio Singapura telah mencapai 8,76 persen, Thailand 4,26 persen dan Malaysia 4,74 persen.

Baca juga:

Guna mencapai target tersebut, kata Mahfud, pemerintah memberi dukungan berupa program pelatihan, akses biaya yang murah, serta pendampingan untuk UMKM.

Pemerintah juga melaksanakan program penumbuhan wirausaha baru dan penguatan daya saing UMKM di tengah arus pasar bebas pada era globalisasi dan digitalisasi dunia usaha.

"Seiring dengan penyempurnaan instrumen hukum dan mendorong perkembangan usaha kewirausahaan di Indonesia, maka perguruan tinggi diharapkan dapat menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, para pelaku usaha," pungkasnya.

Program Wirausaha Merdeka

Kemendikbudristek lanjutkan Program Wirausaha Merdeka (WMK) angkatan 2 tahun 2023. Dok. Kemendikbudristek Kemendikbudristek lanjutkan Program Wirausaha Merdeka (WMK) angkatan 2 tahun 2023.
Untuk mendukung keterlibatan universitas dan mahasiswa dalam kewirausahaan, program Kampus Merdeka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia (Kemendikbudristek) telah meluncurkan Wirausaha Merdeka sejak 2022 lalu. 

Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan mengembangkan diri menjadi calon wirausahawan melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan.

Pada 2022, Program Wirausaha Merdeka sudah dirasakan manfaatnya oleh 11.716 mahasiswa dari seluruh Indonesia, dikutip dari Kompas.com (28/3/2023). Tahun 2023, Kemendikbud Ristek menargetkan jumlah peserta program meningkat menjadi 12.000 mahasiswa.

Baca juga: Mayoritas Mahasiswa Kurang Familiar Dampak Pekerjaan Hijau, Butuh Sosialisasi Masif

Para mahasiswa ini nantinya akan belajar, mencari pengalaman, dan melakukan praktik wirausaha secara langsung di kurang lebih 30 perguruan tinggi pelaksana dengan berbagai program wirausaha unggulan.

Terdapat tiga tahap pembelajaran di Wirausaha Merdeka. Pertama, Pre Immersion yang diisi dengan pembelajaran pengetahuan dan kemampuan dasar wirausaha. 

Kemudian, tahap Immersion dilakukan dengan melibatkan mahasiswa terjun langsung untuk melihat proses bisnis secara nyata dengan melakukan onboarding di UMKM. 

Terakhir, Post Immersion yaitu berfokus pada proses market validation dan feasibility study, sehingga mahasiswa memiliki kemampuan untuk memulai bisnis. 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Walhi NTB Desak Pemerintah Moratorium IPR di 60 Titik
Walhi NTB Desak Pemerintah Moratorium IPR di 60 Titik
LSM/Figur
Banjir Rob Kian Meluas, Akademisi Unair Peringatkan Dampak Jangka Panjang bagi Pesisir Indonesia
Banjir Rob Kian Meluas, Akademisi Unair Peringatkan Dampak Jangka Panjang bagi Pesisir Indonesia
Pemerintah
Kalimantan dan Sumatera Jadi Pusat Kebakaran Hutan dan Lahan Selama 25 Tahun Terakhir
Kalimantan dan Sumatera Jadi Pusat Kebakaran Hutan dan Lahan Selama 25 Tahun Terakhir
LSM/Figur
Indonesia Perlu Belajar dari India untuk Transisi Energi
Indonesia Perlu Belajar dari India untuk Transisi Energi
LSM/Figur
Respons PT TPL usai Prabowo Minta Perusahaan Diaudit dan Dievaluasi
Respons PT TPL usai Prabowo Minta Perusahaan Diaudit dan Dievaluasi
Swasta
DLH DKI Siapkan 148 Truk Tertutup untuk Angkut Sampah ke RDF Rorotan
DLH DKI Siapkan 148 Truk Tertutup untuk Angkut Sampah ke RDF Rorotan
Pemerintah
Perancis Perketat Strategi Net Zero, Minyak dan Gas Siap Ditinggalkan
Perancis Perketat Strategi Net Zero, Minyak dan Gas Siap Ditinggalkan
Pemerintah
3.000 Gletser Diprediksi Hilang Setiap Tahun pada 2040
3.000 Gletser Diprediksi Hilang Setiap Tahun pada 2040
LSM/Figur
IATA Prediksi Produksi SAF 2025 1,9 Juta Ton, Masih Jauh dari Target
IATA Prediksi Produksi SAF 2025 1,9 Juta Ton, Masih Jauh dari Target
Pemerintah
Dorong Keselamatan Kerja, Intiwi Pamerkan Teknologi Las Berbasis VR Manufacturing Indonesia 2025
Dorong Keselamatan Kerja, Intiwi Pamerkan Teknologi Las Berbasis VR Manufacturing Indonesia 2025
Swasta
Gelondong Bernomor Di Banjir Sumatera
Gelondong Bernomor Di Banjir Sumatera
Pemerintah
Permata Bank dan PT Mitra Natura Raya Dorong Konservasi Alam lewat Tour de Kebun Raya
Permata Bank dan PT Mitra Natura Raya Dorong Konservasi Alam lewat Tour de Kebun Raya
Swasta
Hujan Lebat Desember–Januari, PVMBG Ingatkan Siaga Longsor dan Banjir Saat Nataru
Hujan Lebat Desember–Januari, PVMBG Ingatkan Siaga Longsor dan Banjir Saat Nataru
Pemerintah
89 Persen Masyarakat Indonesia Dukung EBT untuk Listrik Menurut Studi Terbaru
89 Persen Masyarakat Indonesia Dukung EBT untuk Listrik Menurut Studi Terbaru
Pemerintah
Teluk Saleh NTB jadi Habitat Hiu Paus Melahirkan dan Melakukan Pengasuhan
Teluk Saleh NTB jadi Habitat Hiu Paus Melahirkan dan Melakukan Pengasuhan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau