Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2024, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Selain dapat memengaruhi tanaman pangan, seperti padi dan jagung, kini krisis iklim disebut dapat mengancam gula.

Meningkatnya suhu global memicu kekeringan dan cuaca ekstrem lainnya yang mempengaruhi hasil pangan, termasuk gula.

Saat ini, harga gula global melonjak tinggi karena rendahnya tingkat produksi di India dan Thailand, sebagaimana dilansir The Guardian, Jumat (5/12/2024).

Baca juga: Suarakan Darurat Iklim, 8 Musisi Bakal Konser di Malang

India mengalami musim kemarau ekstrem yang mengancam tanaman pangan sedangkan Thailand menghadapi kekeringan parah.

Di Amerika Serikat (AS), harga gula dan permen naik sebesar 8,9 persen pada 2023 dan diperkirakan akan terjadi kenaikan sebesar 5,6 persen pada 2024.

Pada November 2023, Mondelez, sebuah bisnis besar yang mencakup merek Cadbury, Oreo, dan Toblerone, memperingatkan kenaikan harga produk-produknya.

Gernot Wagner, ekonom iklim di sekolah bisnis Universitas Columbia, memperingatkan perusahaan-perusahaan besar memiliki beragam alasan untuk menaikkan harga produknya. 

 Baca juga: 4 Cara AI Bantu Lawan Perubahan Iklim

"Cuaca ekstrem mempengaruhi makanan – setahun yang lalu alpukat, sekarang gula," kata Wagner.

Permasalahan dalam produksi gula diperparah oleh ancaman pembatasan ekspor dari negara-negara produsen gula. Pasalnya, mereka melakukan pembatasan untuk menjaga stok komoditas gula mereka di dalam negeri.

Sementara itu menurut Joseph Glauber, peneliti senior di International Food Policy Research Institute, dampak paling parah akan dirasakan oleh negara-negara berkembang dan petani.

"Tidak diragukan lagi harga gula saat ini sangat, sangat tinggi, dan akan tetap tinggi sampai El Nino mereda," kata Glauber.

Baca juga: Antisipasi Krisis Iklim, Brussels Berencana Jadi Kota Ramah Pedestrian

"Ada kekhawatiran mengenai dampak perubahan iklim dalam jangka panjang dengan perpindahan area tanam dan volatilitas harga barang-barang seperti beras dan gula yang lebih tinggi," sambung Glauber.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pemanasan global akan sangat menghambat kemampuan beberapa negara seperti China untuk menanam padi sesuai kemampuan sebelumnya.

Pada peneliti juga menemukan bahwa produksi jagung global dapat merosot sebesar 24 persen pada 2030.

Secara keseluruhan, inflasi pangan di seluruh dunia bisa mencapai 3 persen per tahun pada 2030-an karena krisis iklim jika upaya adaptasi besar-besaran tidak dilakukan.

Baca juga: BMKG: Iklim Indonesia Sepanjang Tahun 2024 Ada pada Fase Netral

Guncangan harga gula yang terjadi saat ini merupakan pengingat bahwa asumsi-asumsi sebelumnya mengenai produksi pangan harus dievaluasi, jelas Wagner.

"Tanaman pangan kita pada dasarnya dioptimalkan untuk kondisi cuaca selama 10.000 tahun terakhir – iklim yang relatif stabil yang sekarang kita tinggalkan," ucap Wagner.

Wagner menyampaikan, beberapa tanaman pangan penting tidak akan mengalami penurunan secara linear ketika suhu meningkat. Sebaliknya, ada tanaman yang bisa jatuh drastis akibat cuaca ekstrem.

"Saya tidak begitu khawatir mengenai konglomerat makanan besar yang akan membuat harga Oreo lebih mahal dibandingkan dengan saya sebagai konsumen yang hidup di pinggiran serta para petani miskin yang kehidupan dan penghidupannya akan musnah," paparnya.

Baca juga: 5 Kabar Besar soal Perubahan Iklim Sepanjang Tahun 2023

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Setelah Taman Bumi, Maros-Pangkep Diharapkan Jadi Situs Warisan Dunia

Setelah Taman Bumi, Maros-Pangkep Diharapkan Jadi Situs Warisan Dunia

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau