Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2024, 21:58 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Selain itu, inflasi hijau terkait erat dengan kenaikan harga energi. Bertentangan dengan apa yang diperkirakan, biaya energi ramah lingkungan kini lebih murah dibandingkan biaya energi fosil.

Laporan IRENA (2019) menunjukkan bahwa pembangkit listrik tenaga angin dan fotovoltaik surya di darat kini lebih murah dibandingkan pilihan bahan bakar fosil lainnya sehingga berjalan tanpa subsidi apa pun. Namun, energi terbarukan belum cukup terukur dan memerlukan investasi besar (Schnabel, 2022).

Di Amerika Serikat saja, diperlukan investasi hampir 4,5 triliun dollar AS untuk beralih ke pembangkit listrik 100 persen terbarukan (Shreve, 2019).

Baca juga: Ancaman Perubahan Iklim Makin Nyata, Green Building Perlu Diprioritaskan

Masalah lainnya adalah banyak negara masih bergantung pada pembakaran bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik. Namun harga minyak justru meningkat.

Tidak diragukan lagi, perang di Ukraina telah berkontribusi pada kenaikan harga energi, namun ini bukan satu-satunya alasan.

OPEC telah mengurangi investasi hulu secara signifikan sejak tahun 2015 dan tekanan dari investor memaksa perusahaan-perusahaan minyak terkemuka untuk mengurangi investasi mereka dalam produksi eksplorasi dan secara bertahap beralih ke energi terbarukan. Tren ini menyebabkan harga bahan bakar fosil lebih tinggi.

Pada akhirnya, inflasi hijau adalah kenaikan harga akibat pajak lingkungan. Hal terakhir ini penting bagi transisi hijau untuk mencapai tujuannya (Remeur, 2020).

Hal ini karena mereka mengintegrasikan eksternalitas negatif ke dalam harga barang dan jasa, dan dengan cara ini dapat mempengaruhi perilaku konsumen.

Misalnya, Anda berada di supermarket, di depan bagian buah dan sayur. Apel dari negara Anda berharga 2,9 dollar AS per kilogram dan apel dari belahan dunia lain berharga 3,5 dollar AS, lebih mahal karena kemungkinan adanya pajak lingkungan.

Tentu saja, jika anggaran terbatas, Anda akan membeli yang ditanam secara lokal. Oleh karena itu, pajak lingkungan dapat mendorong konsumen untuk melakukan konsumsi dengan cara yang lebih berkelanjutan dan merupakan terobosan nyata dalam transisi ekologi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com