JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rangka mewujudkan emisi nol bersih pada tahun 2060 mendatang, maka pembangunan rendah karbon perlu dilakukan.
Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menyampaikan salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mendorong transisi energi hijau.
Hal tersebut disampaikan Gibran saat menjawab pertanyaan panelis dalam acara Debat Cawapres 2023, Minggu (21/1/2023) di JCC Senayan.
Baca juga: Prabowo-Gibran Akan Lanjutkan Agenda Reforma Agraria
“Ke depannya, tentu kita harus mendorong transisi menuju energi hijau. Kita tidak boleh lagi ketergantungan pada energi fosil. Kita dorong terus energi hijau yang berbasis bahan baku nabati seperti bioetanol, bioavtur dan biodiesel,” papar Gibran.
Menurut Gibran, bahan bakar berbasis nabati seperti B35 dan B40 terbukti sudah sudah mampu menurunkan nilai impor minyak Indonesia, meningkatkan nilai tambah produksi sawit di dalam negeri dan juga lebih ramah lingkungan.
“Sekali lagi tantangannya di sini adalah mencari titik keseimbangan atau titik tengah kita pengin mengenjot hilirisasiindustri tapi kita juga wajib menjaga kelestarian lingkungan,” tegasnya.
Untuk menjaga kelestarian lingkungan, Gibran mengatakan, pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) dan Sustainability Report wajib dilakukan.
Baca juga: Transportasi Ramah Lingkungan di IKN Diluncurkan, Ada Taksi hingga Bus
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya ahli fungsi lahan yang merugikan pengusaha lokal, UMKM lokal maupun masyarakat adat setempat.
“Sekali lagi potensi energi baru terbarukan juga luar biasa sekali. Ada energi surya, angin, air
bioenergi panas bumi. Kita punya potensi yang besar sekali mencapai 3.686 GW,” tambahnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya