KOMPAS.com - Kota-kota paling hijau di Eropa ini secara resmi telah bertransformasi signifikan, mulai dari pantai Baltik Estonia hingga Mediterania Spanyol.
Valencia, kota dengan pertumbuhan mengesankan, mengambil alih takhta sebagai Ibu kota Hijau Eropa dari Tallinn tahun 2024.
Penghargaan ini telah berjalan sejak tahun 2010 dan menghasilkan persaingan yang sehat antara kota-kota besar di Uni Eropa ketika mereka melakukan transisi ke energi ramah lingkungan, melindungi alam dengan lebih baik, dan meningkatkan taraf hidup penduduknya.
Komisaris Uni Eropa untuk Lingkungan Hidup, Kelautan dan Perikanan Virginijus Sinkevi?ius mengatakan, Valencia mendapatkan gelar Ibu kota Hijau karena strategi keberlanjutannya yang ambisius, dan mereka belajar dari pengalaman pada masa lalu.
“Selama beberapa dekade, kota ini telah didorong oleh gerakan sipil yang berani dan mendukung perubahan sejati. Masyarakat adalah aset Valencia," ujar Virginijus, dikutip dari euronews, Selasa (23/1/2024).
Baca juga: Menuju Kota Hijau, PLTS Kapasitas 50 MW akan Terangi IKN
Dalam hal penghijauan, kota di bagian tenggara Eropa ini, memulainya dengan basis yang kuat. Valencia memiliki taman seluas lebih dari dua juta meter persegi, menjadikannya tujuan wisata populer di seluruh Eropa.
Hanya 10 kilometer di selatan pusat kota terdapat Taman Nasional Albufera, kawasan laguna dilindungi yang digambarkan sebagai “paru-paru hijau” kota oleh Wali Kota Alfafar, Ramón Adsuara.
Namun yang terpenting adalah apa yang Anda lakukan dengan apa yang Anda miliki, dan itulah yang membuat Valencia meraih gelar juara pada tahun 2024, mengalahkan co-finalis Cagliari, Italia.
Pemerintah Kota Valencia dipuji karena keberhasilannya bekerja sama dengan penduduk untuk mencapai netralitas iklim dan tujuan lingkungan hidup mereka.
Sebagai bagian dari misinya untuk menjadi netral karbon pada tahun 2030, sejumlah inisiatif ramah lingkungan pun diujicobakan di seluruh kota.
Di dekat Las Naves, PLTS atap pertama di Valencia sekitar 80 persen didanai oleh masing-masing warga, yang menyumbang antara 100 hingga 2.000 Euro untuk kepemilikan saham di pembangkit energi terbarukan tersebut.
Inisiatif ramah lingkungan lainnya mencakup pencahayaan pintar di sepanjang pinggir laut. Terdapat lebih dari 20.000 tiang lampu yang dilengkapi dengan teknologi hemat energi.
Tiang lampu juga berfungsi ganda sebagai titik pengisian kendaraan listrik, di bawah dukungan proyek MAtchUP yang didanai UE.
“Hari ini kami mengambil tongkat estafet dari Tallinn dan kami melakukannya dengan kekuatan besar,” Wali Kota Valencia, María José Catalá,
Baca juga: Apa yang Menarik dari Tallinn, Ibu Kota Hijau Eropa?
Catatan sejarah itu dimulai saat lebih dari 400 kegiatan diadakan, di mana Valencia akan menjadi mercusuar kebijakan hijau di Eropa untuk membangun kota yang lebih manusiawi, lebih berkelanjutan dan lebih siap memerangi perubahan iklim.
Program acara Valencia menunjukkan beberapa kegiatan yang akan dilakukan. Meskipun demikian, diperlukan waktu satu tahun untuk melihat bagaimana status ibu kota hijau dapat terwujud sepenuhnya.
Berikut adalah beberapa proyek andalan Valencia:
Cagar biosfer
Salah satu inisiatif Ibukota Hijau Eropa dari Valencia adalah mendeklarasikan Albufera sebagai cagar biosfer.
Ini telah menjadi Kawasan Perlindungan Khusus selama 30 tahun, namun dengan menjadi cagar biosfer UNESCO akan memberikan level lebih tinggi sebagai tempat pembelajaran untuk pembangunan berkelanjutan'.
Mobilitas berkelanjutan
Valencia telah merancang tiga rute baru untuk memamerkan aset dan kemajuan kota di tiga bidang utama: alam, termasuk Albufera; mobilitas berkelanjutan, dengan peningkatan penggunaan transportasi umum, bersepeda, dan berjalan kaki; dan pemulihan ruang publik untuk kesenangan warga.
Rute baru
Rute baru pertama disebut 'sungai hijau' dan mencakup sembilan kilometer Taman Turia, salah satu taman kota terbesar di Spanyol yang menelusuri bekas dasar sungai Turia.
Baca juga: Transportasi Umum di Sejumlah Kota Gratis, Bisakah Diterapkan di Seluruh Indonesia?
Daerah ini digambarkan sebagai “tulang punggung yang sehat” dengan kekuatan iklim yang jelas: suhunya tiga derajat lebih dingin dibandingkan daerah lain di kota ini, sekaligus bertindak sebagai spons alami yang menahan dan menyaring air ke lapisan tanah bawah – sehingga mencegah banjir dan erosi.
Rute kedua membawa pejalan kaki melewati pusat kota, melintasi alun-alun dan jalan pejalan kaki yang menunjukkan komitmen Valencia terhadap mobilitas berkelanjutan.
Rute ketiga mencakup “tiga dapur alami” kota ini: kebun di pinggiran kota, laut Mediterania yang kaya akan ikan, dan Albufera dengan sawah di sekitarnya, tempat paella pertama kali dimasak.
Valencia juga memiliki jadwal sibuk yang rencananya akan menjadi tuan rumah konferensi iklim, yang mempertemukan lebih dari 200 kota di Eropa untuk mengkatalisasi pergerakan benua tersebut menuju netralitas iklim.
Valencia akan menerima 350.000 Euro dari Uni Eropa untuk upaya ramah lingkungan tahun ini.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya