KOMPAS.com - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menggelar Pembahasan Konsep Awal Evaluasi Sukarela di Tingkat Lokal atau Voluntary Local Review (VLR) Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) IKN Tahun 2024.
Pertemuan ini dilakukan untuk menjamin bahwa proses penyusunan VLR ini bersifat inklusif, partisipatif, dan transparan, serta melibatkan semua pihak terkait dalam pembahasan dan pembangunan Nusantara.
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono membuka pertemuan ini secara daring. Dalam sambutannya, ia menjelaskan bahwa evaluasi SDGs di tingkat lokal ini dilakukan secara sukarela berdasarkan salah satu prinsip pembangunan Nusantara, yaitu keselarasan dengan SDGs.
“Dengan begitu, kami ingin memastikan agar pembangunan yang dilakukan hari ini tidak mengorbankan kemampuan anak-cucu kita dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri nantinya,” kata Bambang dalam pertemuan yang digelar di Hotel Novotel Balikpapan, Senin (29/01/2024).
Pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan di tingkat provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Senada, Staf Khusus Bidang Pembangunan Berkelanjutan Otorita IKN Diani Sadiawati menyampaikan bahwa VLR ini akan berfungsi sebagai semacam alat bagi pelaksanaan SDGs pada implementasi rencana induk Nusantara.
"Dengan demikian, penyusunan VLR ini diharapkan dapat meningkatkan inisiatif lokal dalam pelaksanaan SDGs, terutama dalam menyelesaikan gap permasalahan yang masih ada,” ujarnya.
Turut hadir sebagai narasumber dari Center for Sustainable Development Goal Studies Universitas Padjadjaran yakni Prof Zuzy Anna dan Prof Arief Anshory Yusuf.
Dalam kesempatan ini, para narasumber menyampaikan tujuan (goals) utama yang dianalisis dalam penyusunan VLR IKN dan metode analisa yang digunakan.
Rahmania, salah satu peserta pembahasan VLR dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kabupaten Penajam Paser Utara menyatakan bahwa dirinya senang dengan adanya pertemuan seperti ini.
Ia juga berharap semua perencanaan dapat dilakukan dengan tetap mempertimbangkan potensi tiap daerah agar kemudian bisa dijadikan referensi bagi pengembangan tiap daerah.
“Mudah-mudahan seterusnya kami bisa terus dilibatkan dalam kajian seperti ini,” kata Rahmania.
Lebih lanjut, hasil analisis VLR ini mengkaji terhadap 12 goals dari 17 goals SDGs. Berbagai indikator dari setiap goal ini diharapkan dapat menggambarkan kontribusi Nusantara bagi pencapaian SDGs di Indonesia, khususnya di kawasan Kalimantan Timur.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya