Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singkawang, Kota Paling Toleran di Indonesia 3 Tahun Berturut-turut

Kompas.com - 30/01/2024, 19:20 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setara Institute merilis daftar Indeks Kota Toleran (IKT) 2023. Hasilnya, Kota Singkawang kembali dinobatkan sebagai kota paling toleran dengan skor tertinggi yaitu 6,500.

Kota di Provinsi Kalimantan Barat ini telah tiga tahun berturut-turut mendapatkan peringkat pertama sebagai kota dengan skor toleransi tertinggi di Indonesia, yaitu pada 2021, 2022, dan 2023.

Indeks tersebut diperoleh dari hasil studi dengan paradigma hak konstitusional warga serta hak asasi manusia menggunakan delapan indikator, terhadap 98 kota di Indonesia, di mana empat kota administrasi di DKI Jakarta dijadikan satu.

Dalam sambutannya, Penjabat (Pj) Wali Kota Singkawang, Sumastro, mengatakan bahwa mempertahankan hal baik yang sudah diraih itu tidak mudah.

“Bagi kami di Kota Singkawang, berbuat baik dan menjadi baik itu adalah kewajiban. Kemudian untuk meraih predikat terbaik itu tidak gampang, apalagi mempertahankannya,” ujar Sumastro setelah menerima penghargaan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (30/1/2024).

Ia mengungkapkan, selama satu tahun terakhir, berbagai mitra strategis di daerah terus melakukan perjuangan dan usaha untuk mempertahankan sikap toleransi.

Mulanya Singkawang dikenal atau mendapat branding sebagai kota pariwisata di Kalimantan Barat.

“Tetapi dengan branding baru (sebagai kota toleran) yang sudah kami raih Alhamdulillah tiga tahun berturut-turut, itu membawa berkah. Kota Singkawang kami anggap sebagai Kota Bertuah,” imbuhnya.

Sumastro mengharapkan Kota Singkawang dapat terus mempertahankan warna kehidupan yang cinta damai, terutama dengan banyaknya suku dan etnis di sana, seperti dayak, Tionghoa, dan Melayu.

“Apabila kita rukun dan damai, penuh cinta kasih dalam kehidupan, maka rezeki akan ditambah oleh Allah, Tuhan yang Masa Esa,” pungkasnya.

Soal penghargaan Setara Institute

Untuk diketahui, penghargaan tahunan ini sudah berjalan di tahun ketujuh, sejak dimulai pertama kali pada 2015.

Adapun penghargaan ini ditujukan untuk memberikan baseline dan status kinerja pemerintah kota dalam mengelola kerukunan, toleransi, wawasan kebangsaan, dan inklusi sosial.

Hal tersebut diharapkan bisa menjadi pengetahuan bagi masyarakat, pemerintah, serta berbagai pihak yang ingin mengetahui kondisi toleransi di 94 kota di Indonesia.

Dalam rilis IKT 2023, tercatat Singkawang berada di urutan pertama dengan skor 6,500. Disusul oleh Bekasi dengan skor 6,460, lalu Salatiga dengan skor 6,450, Manado dengan skor 6,400, dan Semarang dengan skor 6,230.

Lalu urutan keenam ada Magelang dengan skor 6,220, Kediri dengan skor 6,073, Sukabumi dengan skor 5,997, Kupang dengan Skor 5,953, dan peringkat 10 Surakarta dengan skor 5,800.

Adapun pembobotan dari Indeks Kota Toleran (IKT) 2023 meliputi delapan hal.

Mulai dari Rencana Pembangunan (10 persen), Kebijakan Diskriminatif (20 persen), Peristiwa Intoleransi (20 persen), Dinamika Masyarakat Sipil (10 persen), dan Pernyataan Pejabat tentang Isu Toleransi (10 persen).

Lalu, Tindakan Nyata (15 persen), Heterogenitas Agama (5 persen), dan Inklusi Sosial Keagamaan (10 persen).

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Gajah Dianggap Teman oleh Mamalia Hutan, Kepunahannya Picu Kerusakan
Gajah Dianggap Teman oleh Mamalia Hutan, Kepunahannya Picu Kerusakan
Pemerintah
Negara Berkembang Butuh 420 Miliar Dollar AS per Tahun untuk Kesetaraan Gender
Negara Berkembang Butuh 420 Miliar Dollar AS per Tahun untuk Kesetaraan Gender
Pemerintah
Bukan Cuma Limbah, Ampas Kopi Bisa Jadi Beton Kuat dan Berkelanjutan
Bukan Cuma Limbah, Ampas Kopi Bisa Jadi Beton Kuat dan Berkelanjutan
LSM/Figur
Satgas PKH Kuasai 81.793 Hektare TN Tesso Nilo untuk Kembalikan Fungsi Lahan
Satgas PKH Kuasai 81.793 Hektare TN Tesso Nilo untuk Kembalikan Fungsi Lahan
Pemerintah
Darurat Air Dunia: 40 Persen Daratan Rusak, 3 Miliar Orang Terancam
Darurat Air Dunia: 40 Persen Daratan Rusak, 3 Miliar Orang Terancam
LSM/Figur
Kemenhut: Tambang Masih Bakal Lanjut tetapi Disertai Rehabilitasi
Kemenhut: Tambang Masih Bakal Lanjut tetapi Disertai Rehabilitasi
Pemerintah
Masjid Jami Soeprapto Soeparno Dibangun, Simbol Inklusi dan Upaya Merawat Nilai-nilai Sosial
Masjid Jami Soeprapto Soeparno Dibangun, Simbol Inklusi dan Upaya Merawat Nilai-nilai Sosial
Swasta
Sun Energy Gandeng UI Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa dalam 'Green Job' Energi Surya
Sun Energy Gandeng UI Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa dalam "Green Job" Energi Surya
Swasta
14 dari 15 Jenis Tarsius Ada di Indonesia, tapi Habitatnya Terus Tergerus
14 dari 15 Jenis Tarsius Ada di Indonesia, tapi Habitatnya Terus Tergerus
Swasta
Lahan Kritis Capai 12 Juta Hektare, Kemenhut Beberkan Rencana Mengatasinya
Lahan Kritis Capai 12 Juta Hektare, Kemenhut Beberkan Rencana Mengatasinya
Pemerintah
Sederet Langkah Pemerintah Genjot EBT untuk Amankan Energi
Sederet Langkah Pemerintah Genjot EBT untuk Amankan Energi
Pemerintah
Resistensi Antimikroba Berpotensi Rugikan Ekonomi Global 100 Triliun Dolar AS
Resistensi Antimikroba Berpotensi Rugikan Ekonomi Global 100 Triliun Dolar AS
LSM/Figur
OceanX–BRIN–KI Dukung Target Konservasi dan Perikanan Berkelanjutan
OceanX–BRIN–KI Dukung Target Konservasi dan Perikanan Berkelanjutan
LSM/Figur
Biochar Diangkat Jadi Andalan Baru Tekan Emisi GRK
Biochar Diangkat Jadi Andalan Baru Tekan Emisi GRK
Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Punya 3 Hambatan, Salah Satunya Makanan Murah
Sistem Pangan Berkelanjutan Punya 3 Hambatan, Salah Satunya Makanan Murah
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau