Untuk itu, diharapkan pengembangan platform Udaraku perlu terus didorong dan ditambahkan poin lokasi sensornya hingga ke seluruh pelosok Indonesia.
Pemenuhan kebutuhan sensor berbiaya rendah juga menjadi poin pertimbangan utama dalam mengembangkan Udaraku.
Pertimbangan lainnya adalah Udaraku dapat dikembangkan secara fleksibel hingga nantinya dapat memberikan fitur prakiraan kualitas udara ke depan dari setiap lokasi dan rekomendasi untuk rencana aksi.
Kepala BBSPJPPI Sidik Herman mengungkapkan, implementasi SNI 9178:2023 tentang Uji Kinerja Alat Pemantauan Kualitas Udara yang Menggunakan Sensor Berbiaya Rendah melalui Udaraku adalah bukti nyata fokus BBSPJPPI untuk industri.
“Saya berharap “Udaraku” dapat dimanfaatkan oleh industri dan pemangku kepentingan dengan jaminan keamananan data yang terjaga,” pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya