KOMPAS.com - Menurut studi terbaru, kekuatan badai menjadi lebih kuat karena perubahan iklim.
Selama ini, ada lima klasifikasi kekuatan badai yaitu 1-5. Semakin besar klasfikasinya, semakin kuat pula kekuatan badai.
Namun, karena kekuatannya menjadi lebih kuat karena perubahan iklim, maka ada usulan untuk menambah klasifikasi kekuatan badai yakni klasifikasi 6.
Baca juga: 6 Rekomendasi Masyarakat Sipil untuk Pemutakhiran Kebijakan Iklim Indonesia
Pembahasan tersebut mengemuka dalam studi terbaru yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, sebagaimana dilansir The Guardian, Senin (5/2/2024).
Selama 10 tahun terakhir, ada lima badai dengan kecepatan angin melebihi 308 kilometer per jam. Kelimanya diusulkan masuk kategori 6 selama.
Menurut penelitian, badai dengan kekuatan yang besar semakin mungkin terjadi karena perubahan iklim, karena memanasnya lautan dan atmosfer.
Michael Wehner, seorang ilmuwan di Lawrence Berkeley National Laboratory di AS membandingkan, 308 kilometer per jam mungkin lebih cepat daripada kebanyakan Ferrari.
Baca juga: Dampak Perubahan Iklim Dirasakan Indonesia, Kekeringan dan Hujan Ekstrem Meningkat
Dia juga telah mengusulkan kategori 6 bersama peneliti lain, James Kossin dari Universitas Wisconsin-Madison.
"Terjebak dalam badai semacam itu akan berdampak buruk. Sangat buruk," kata Wehner.
Dalam badai kategori 1, kecepatan anginnya dari 119 kilometer per jam atau lebih. Sedangkan badai kategori 5 memiliki kecepatan angin lebih dari 247 kilometer per jam.
Untuk diketahui, badai kategori 5 sudah menyebabkan kerusakan besar seperti Badai Katrina yang melanda New Orleans, AS, pada 2005 dan Badai Maria yang berdampak buruk terhadap Puerto Rico pada 2017.
Baca juga: Kebijakan dan Aksi Iklim Indonesia Dinilai Sama Sekali Tidak Memadai
Akan tetapi, menurut studi terbaru menyimpulkan ada badai yang lebih ekstrem yang memerlukan kategorinya sendiri.
Badai tersebut termasuk Topan Haiyan yang menewaskan lebih dari 6.000 orang di Filipina pada 2013 dan Badai Patricia dengan kecepatan tertinggi 360 kilometer per jam yang terjadi di dekat Meksiko pada 2015.
Meskipun jumlah total badai tidak meningkat karena krisis iklim, para peneliti menemukan bahwa intensitas badai besar telah meningkat selama empat dekade yang tercatat dalam catatan satelit.
Lautan yang sangat panas menyediakan energi ekstra untuk meningkatkan badai dengan cepat, dibantu oleh atmosfer yang lebih hangat dan penuh kelembapan.
Baca juga: Kinerja Aksi Iklim Indonesia Dinilai Jeblok oleh Pemantau Global
Wehner mengatakan, skala badai saat ini yaitu kategori 1-5 masih kurang menggambarkan bahaya yang ditimbulkan oleh badai terhadap manusia.
Dengan adanya badai kategori 6, akan menyoroti meningkatnya risiko yang ditimbulkan bencana akibat krisis iklim.
"Tujuan utama kami adalah untuk meningkatkan kesadaran bahwa perubahan iklim berdampak pada badai yang dahsyat," jelas Wehner.
Namun, tidak ada indikasi akan ada badai yang secara resmi diklasifikasikan sebagai kategori 6 dalam waktu dekat.
Pusat Badai Nasional AS tidak menanggapi permintaan komentar mengenai studi baru ini saat dihubungi The Guardian.
Baca juga: Mencari Gagasan Memperkuat Ketahanan Pangan di Tengah Krisis Iklim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya