KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan 95 persen anak-anak Indonesia harus sudah diimunisasi.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, saat ini ada beberapa kabupaten atau kota yang bisa mendekati target imunisasi nasional.
"Tapi ada kabupaten atau kota yang sangat jauh sekali imunisasi dasar lengkapnya," kata Maxi, sebagaimana dilansir Antara, Kamis (8/2/2024).
Baca juga: Vaksinasi Kurangi Risiko Kematian karena Demam Berdarah pada Anak
Maxi menyampaikan, pihaknya menambah tiga jumlah vaksin dalam imunisasi rutin, dari 11 menjadi 14 jenis.
Dia menjelaskan, penambahan jumlah vaksin tersebut selaras dengan program utama Kementerian Kesehatan yaitu transformasi kesehatan dalam akses layanan primer.
Hal tersebut bertujuan untuk menguatkan upaya preventif pada layanan primer.
Tiga vaksin tambahan yang dimaksud adalah Human Papillomavirus Vaccine (HPV) untuk kanker, Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) untuk pneumonia, dan Rotavirus Vaccine (RV) untuk diare.
Baca juga: Ini Pentingnya Imunisasi, Putus Penularan Penyakit Berbahaya
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, lebih dari 103 juta perempuan berusia 15 tahun ke atas di Indonesia berisiko terkena penyakit kanker serviks.
Selain itu, sekitar 36.000 perempuan terdiagnosis kanker serviks setiap tahunnya dan sekitar 70 persen di antaranya berada pada stadium lanjut.
Angka kematian akibat kanker serviks pun tergolong tinggi, yakni sekitar 21.000 kematian pada 2020.
Adapun data Globocan mencatat, pada 2021 terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia, dengan angka kematian yang semakin meningkat.
Baca juga: Dinkes: Kelumpuhan Akibat Polio Tak Bisa Diobati, Masyarakat Harus Sadar Imunisasi
Menurutnya, imunisasi merupakan upaya pencegahan yang paling murah.
Karena itu anak perempuan berusia 11 dan 12 tahun perlu segera mendapatkan vaksin tersebut.
"Vaksin HPV ini akan diberikan secara gratis dan sangat penting untuk melindungi anak perempuan dari kanker serviks atau kanker leher rahim," jelas Maxi.
Dia berujar, tingkat kematian akibat kanker serviks mencapai 50 persen karena mereka penanganannya sudah terlambat.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya