KOMPAS.com – Vaksinasi demam berdarah dapat mengurangi risiko seorang anak terkena infeksi demam berdarah berat sehingga menyebabkan kematian.
Hal tersebut disampaikan Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Anggraini Alam, sebagaimana dilansir Antara, Jumat (2/5/2023).
Menurut Anggraini, infeksi demam berdarah yang berat bisa menyebabkan kebocoran plasma darah atau anak mengalami syok.
Baca juga: 2 Perbedaan Demam Berdarah dan Demam Berdarah Dengue
Kondisi itulah yang dapat menyebabkan kematian pada beberapa kasus demam berdarah.
“Dengan adanya vaksin yang dapat diberikan tanpa melihat pengalaman demam berdarah sebelumnya, diharapkan akan lebih banyak anak yang dapat terlindungi dari demam berdarah,” kata Anggraini.
Anggraini menambahkan, vaksinasi juga dapat menurunkan tingkat rawat inap karena demam berdarah.
Sehingga, hal tersebut akan mengurangi beban biaya rawat yang signifikan serta kehilangan waktu kerja dan sekolah karena rawat inap.
Baca juga: 6 Gejala Demam Berdarah dan Pertolongan Pertama yang Perlu Dilakukan
Vaksinasi demam berdarah untuk anak dan dewasa saat ini telah mendapat rekomendasi dari IDAI dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).
Vaksinasi dapat diberikan pada setiap orang dengan rentang umur 6 tahun hingga 45 tahun, dengan anjuran dari dokter.
Anggraini mengingatkan, tidak ada pengobatan yang spesifik untuk demam berdarah sehingga orang-orang sebaiknya tidak menyepelekan gejala demam berdarah.
Gejala penyakit itu dapat berupa sakit kepala disertai demam tinggi serta nyeri pada otot, tulang, dan sendi.
Baca juga: Benarkah Jus Jambu Biji Digunakan untuk Obat Demam Berdarah?
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, walau belum menjadi program tetapi vaksin demam berdarah sudah menjadi imunisasi pilihan yang direkomendasikan.
Kementerian Kesehatan menargetkan angka kasus demam berdarah kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada 2024 dan 0 kematian pada 2030.
Nadia menambahkan, kerja sama dengan dukungan mitra antara pemerintah dan pihak swasta akan membantu mempercepat tercapainya target eliminasi demam berdarah di Indonesia.
Baca juga: Apa yang Dirasakan Penderita Demam Berdarah?
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya