KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkomitmen teguh menerapkan konsep Bangunan Gedung Hijau (BGH).
Konsep ini diterapkan tidak hanya pada seluruh gedung di kawasan kantor pusat Kementerian PUPR, tetapi juga kantor-kantor balai, kantor kementerian/lembaga lain, dan kantor pemerintah daerah, seperti disampaikan Kepala Bagian Sarana Fisik Biro Umum Kementerian PUPR Eki Arsita.
Ia memberikan contoh, salah satunya Gedung Utama Kementerian PUPR. Menurutnya, bangunan ini dibangun dengan konsep green building yang memiliki estimasi penghematan listrik sekitar 40 persen dan penghematan konsumsi air hingga 35 persen.
“Desain keseluruhan gedung memperhatikan lebih banyak penerangan alami dari sinar matahari pada siang hari, serta menerapkan sistem daur ulang penggunaan air untuk menghemat konsumsi air melalui sistem rain water harvesting, recycling, dan reuse,” tutur Eki, dikutip dari laman resmi, Senin (12/2/2024).
Lebih lanjut, Eki menambahkan, adanya optimalisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada BGH juga akan berfungsi sebagai pocket serial garden dan social space.
“Hal ini dikarenakan Bangunan Gedung Hijau tidak optimal kinerjanya jika tidak didukung ruang terbuka hijau serta komunitas hijau yang akan mewujudkan ekosistem Kampus Hijau PUPR sebagai perkantoran humanis nan ramah lingkungan,” imbuhnya.
Kepala Bagian Humas dan HAL Kementerian PUPR Maretha Ayu Kusumastuti menambahkan, kawasan perkantoran Kementerian PUPR telah menerima beberapa penghargaan dalam bidang Manajemen Perkantoran Hijau.
”Terakhir, pada akhir tahun lalu, menjadi Runner Up pada ASEAN Energy Awards 2023 Kategori Green Building Awards Sub-kategori Large Building. Penghargaan ini diberikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),” terang dia.
Sebelumnya, tambah Maretha, Gedung Kementerian PUPR telah mendapatkan sertifikasi greenship platinum, bersama-sama dengan German Centre di BSD City dan Kampus ITSB di Bekasi.
”Greenship merupakan perangkat tolak ukur bangunan hijau di Indonesia yang disusun oleh Green Building Council Indonesia (GBCI),” jelasnya.
Komitmen dan penghargaan tersebut membuat Kementerian PUPR menerima kunjungan 12 orang civitas akademika Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (FT UGM), dalam rangka studi banding Manajemen Operasional Bangunan Hijau Kementerian PUPR.
Rombongan civitas akademika FT UGM tersebut terdiri dari Dekan, Dosen, dan tenaga pendidik, yang diterima di Ruang Rapat Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (6/1/2024).
Sementara itu, para civitas akademika berkesempatan mempromosikan Program Master by Research FT UGM, khususnya program Magister Teknik Fisika (MTF) Bidang Bangunan Hijau dan Bangunan Cerdas kepada perwakilan Kementerian PUPR yang hadir.
Baca juga:
Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset dan SDM Universitas Gadjah Mada (UGM) Muslikhin Hidayat menyampaikan ucapan terimakasih kepada Kementerian PUPR yang telah menerimanya untuk melakukan objek studi banding di kantor kementerian.
Muslikhin menjelaskan, Kementerian PUPR sudah memberikan sampel studi banding yang sesuai, karena menerapkan konsep kampus hijau.
"Yang memperhatikan green site dan green building, ground water tank, pengelolaan sampah kawasan, fasilitas green lain pada kawasan, ramah disabilitas, penataan kawasan lanjutan, program kampus hijau terkait dengan SDGs, achievement dan legacy," pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya