JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar ke-2 setelah China.
Komoditas yang saat ini terus berkembang dan memiliki prospek yang sangat baik itu menarik minat sektor swasta menggeluti bisnis rumput laut. Salah di antaranya PT Asia Sejahtera Mina Tbk (AGAR).
AGAR yang didirikan pada 2008, mengeklaim sebagai pemasok rumput laut terbesar di Indonesia.
Hingga saat ini Perseroan telah memasok tiga jenis rumput laut yaitu eucheuma cottoni, echeuma spinosium dan gracilaria.
Baca juga: Daftar Indikator Tujuan 17 SDGs Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Jenis rumput laut tersebut sangat berguna sebagai material di bidang farmasi, kosmetik dan makanan.
Selain ke seluruh wilayah Indonesia, distribusi rumput laut juga dilakukan ke negara-negara di benua Asia, Eropa hingga Amerika Selatan.
Pada tahun 2019, AGAR melakukan Initial Public Offering (IPO) dan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 26 November 2019.
Langkah ini menjadikan Perseroan menjadi satu-satunya supplier rumput laut yang melantai di BEI.
Saat itu, Perseroan menerbitkan 250.000.000 lembar saham baru dengan harga IPO Rp 110 per lembar saham dan mencatat fully subscribed dengan meraup dana segar Rp 27,5 miliar.
Direktur Utama AGAR Indra Widyadharma mengatakan dalam memenuhi permintaan rumput laut khususnya dari luar negeri, Perseroan bermitra dengan para petani rumput laut yang berada di wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Kemitraan Indonesia-Australia Tingkatkan Literasi Anak di NTT
“Kemitraan kami dengan para petani rumput laut sangat bermanfaat bagi persediaan rumput laut pada gudang dengan klasifikasi B yang kami miliki yang berada di Surabaya, Maros dan Makassar," ucap Indra dikutip dari keterangan resmi, Senin (12/2/2024).
Dalam proses bisnisnya, Perseroan mengumpulkan rumput laut dari pemasok yang beranggotakan para petani yang telah menjadi mitra.
Setelah dikumpulkan, dilakukan tes kualitas kadar air dan tingkat kotoran pada rumput laut.
Usai uji kualitas kadar air, rumput laut tersebut dikeringkan kembali dengan cara dijemur hingga kadar air mencapai 38 persen.
“Rumput laut yang telah dikeringkan akan dikemas dan diekspor langsung dari Pelabuhan terdekat dari gudang kami,” imbuhnya.
Baca juga: Komitmen Danone Aqua Dukung Target SGDs Melalui Kemitraan
Selama proses produksi ini, Perseroan menetapkan standar tinggi dan telah lolos uji serta memperoleh sertifikasi dari Kementerian Kelautan & Perikanan dan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
Beberapa sertifikasi tersebut antara lain Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), Phytosanitary, Standar Kelayakan Pengolahan (SKP) hingga Sistem Resi Gudang.
"Dalam setahun, Perseroan bisa mengekspor hingga 22.000 ton rumput laut," tuntas Indra.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya