JAKARTA, KOMPAS.com - Bantuan BRI Peduli untuk Pengolahan Sampah Bening Saguling di DAS Citarum dinilai sebagai program corporate social responsibility (CSR) yang efektif dalam memberikan manfaat positif bagi lingkungan sosial dan masyarakat.
Berdasarkan pengukuran Social Return on Investment (SROI), program ini tercatat menghasilkan nilai sebesar 9,42 yang berarti dari setiap Rp 1,00 yang diinvestasikan perusahaan berhasil memberikan social value sebesar Rp 9,42.
Program ini diberikan dalam bentuk bantuan kendaraan pengangkut sampah, pembangunan bengkel workshop, dan pembangunan gudang pengolahan sampah.
Selain itu, juga pelatihan pengolahan sampah anorganik dan eceng gondok. Total investasi yang dikeluarkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk untuk Program Pengolahan Sampah Bening Saguling pada tahun 2023 adalah sebesar Rp 499.820.000.
Bening Saguling Foundation didirikan pada 2014 dan merupakan pengembangan dari Koperasi Bangkit Bersama sejak tahun 2009.
Yayasan ini terletak di Kabupaten Bandung Barat, dekat Sungai Citarum, yang merupakan wilayah dengan pencemaran lingkungan dari limbah rumah tangga, eceng gondok dan sedimentasi.
Baca juga: KLHK: Kolaborasi Jadi Kunci Atasi Permasalahan Sampah
Kondisi sosial ekonomi masyarakat tergolong memprihatinkan, dengan tingkat pendidikan yang rendah, dan kondisi kesehatan yang buruk.
Untuk mengukur keberhasilan program ini, BRI telah melakukan perhitungan pengukuran dampak menggunakan metode Social Return on Investment (SROI) yang dikerjakan oleh Socialimpact.id.
Stakeholder yang mendapatkan impact tertinggi dari program ini adalah nasabah bank sampah (62,31 persen), disusul oleh pengurus bank sampah (35,64 persen).
Dari workshop juga berhasil diciptakan 27 bank sampah unit dan 33 unit mesin. Selain itu, dari kegiatan yang dilakukan, terdeteksi outcome berupa perubahan dampak kualitatif atau intangible.
Berdasarkan monitoring dan evaluasi program yang berjalan, didapatkan pencapaian kinerja setiap indikator sebagai impact hasil perubahan dan tingkat pengaruh setiap kegiatan.
Outcome terbesar didapatkan oleh pengurus Bank Sampah Bening Saguling yang merasakan langsung dampak program berupa peningkatan pengetahuan dan peningkatan pendapatan individu pengurus sebesar Rp 46.6 juta, serta peningkatan aktualisasi diri.
Outcome lain yang datang dari peningkatan produksi mesin senilai Rp 990 juta, penghematan anggaran infrastruktur sebesar Rp 335,2 juta, penghematan anggaran sarana alat angkut sampah Rp 164.6 juta, dan peningkatan visitasi senilai Rp 75 juta.
Baca juga: Wings Peduli dan ATMI Cikarang Ubah Sampah Jadi Uang Kuliah
Selain itu, nasabah bank sampah juga mendapatkan manfaat berupa penghematan anggaran angkut sampah dan peningkatan pendapatan senilai Rp 481,2 juta serta peningkatan pengetahuan melalui kegiatan pelatihan.
Pada penelitian tersebut juga dilakukan pengambilan data Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan melakukan analisis indikator kepentingan dan kinerja Program.
Dari pengukuran yang dilakukan, Nilai Indeks Kepentingan Program ini adalah sebesar 3,63, dengan Nilai IKM setelah dikonversi sebesar 90,92, sehingga Mutu Kepentingan termasuk dalam kategori A.
Sementara tingkat kepentingan unit masuk kategori sangat penting dengan nilai perspektif di angkat 4. Sementara untuk Nilai Indeks Kinerja Program Pengolahan Sampah Bening Saguling Foundation adalah sebesar 3,49.
Dengan IKM setelah dikonversi menjadi 87,25, mutu pelayanan program ini masuk dalam kategori A, dengan tingkat kinerja unit pelayanan adalah sangat puas, dam nilai perspektif berada di angka 4.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya