Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Cuaca Ekstrem, Ini Kiat Hadapi Ancaman Puting Beliung

Kompas.com, 29 Februari 2024, 06:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama masa pancaroba, termasuk fenomena angin kencang atau puting beliung.

Menurut prediksi BMKG, potensi angin kencang atau puting beliung diperkirakan terjadi pada bulan Maret hingga April 2024.

Baca juga: BMKG: Waspadai Potensi Puting Beliung Maret-April 2024

“Kemungkinan untuk terjadi puting beliung ini masih terjadi selama Maret. Maret-April lah pancaroba. Jadi itu yang harus diwaspadai,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dikutip dari Kompas.com, Rabu (28/2/2024).

Ia berpesan agar masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan, menjaga kesehatan, menyesuaikan aktivitas luar ruangan, dan menggunakan perangkat pelindung sebagai antisipasi cuaca esktrem.

Persiapan hadapi puting beliung

Selain itu, berikut beberapa kiat aman menghadapi ancaman bencana puting beliung.

Sebelum bencana, ada sejumlah pengetahuan dan persiapan yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak angin kencang atau puting beliung, dikutip dari laman penanggulangankrisis.kemkes.go.id.

Baca juga: BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrem hingga Awal Januari 2024

Jika memungkinkan, lakukan mulai dari memangkas ranting pohon besar dan menebang pohon yang sudah rapuh.

Kemudian, langkah preventif selanjutnya, sebelum melakukan aktivitas di luar rumah ataupun di area rumah, sebaiknya memperhatikan prakiraan cuaca yang disiarkan melalui radio maupun televisi.

Jika langit sudah tampak menunjukkan awan gelap dan menggantung, sebisa mungkin hindari bepergian jauh.

Lalu, sebagai antisipasi, siapkan lokasi aman untuk mengungsi. Penyiapan tempat aman seperti basement atau bunker adalah hal penting yang harus diperhatikan, khususnya oleh masyarakar wilayah dataran rendah ataupun tempat-tempat yang berpotensi tinggi terhadap terjadi nya bencana ini.

Saat terjadi bencana

Selanjutnya, ada beberapa kiat yang bisa diperhatikan saat terjadi bencana. Pertama, menjauh dari lokasi kejadian jika memungkinkan, karena puting beliung berlangsung sangat cepat.

Lalu, berlindung pada bangunan yang kokoh dan aman saat angin kencang menerjang.

Baca juga: Studi HCC: 48 Persen Warga Tidak Siap Hadapi Bencana Banjir

Tempat aman yang dapat dijadikan sebagai sebuah tempat untuk berlindung dari angin puting beliung adalah bunker.

Namun, jika sedang berada di dalam rumah, pusat perbelanjaan, rumah sakit, atau tempat-tempat lain yang tidak memiliki bunker, segera evakuasi diri ke tempat rendah seperti basement atau lantai pertama dari bangunan tersebut.

Hindari mendekati sudut ruangan atau jendela dan pintu terluar dari bangunan. Hindari juga berteduh di bawah pohon besar, baliho, papan reklame, dan jalur kabel listrik.

Selain itu, jika sedang berada di dalam kendaraan seperti mobil atau bus, segera hentikan kendaraan dan pergi tinggalkan kendaraan tersebut. Segeralah mencari tempat yang aman untuk berlindung.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau