KOMPAS.com - Transisi energi menjadi isu penting untuk mencapai netral karbon di sektor ini sekaligus menjadi upaya perlawanan perubahan iklim.
Selain itu, transisi energi terbarukan juga mendongkrak lapangan kerja melalui green jobs atau pekerjaan hijau.
Lantas, ada berapa potensi green jobs yang tercipta dari transisi energi di Indonesia?
Baca juga: PLTU Pensiun Dini, EBT Digenjot Ciptakan 600.000 Green Jobs
Dikutip dari studi Koaksi Indonesia pada 2022, transisi energi berpotensi menciptakan lapangan kera langsung sebesar 432.000 tenaga teknik pada 2030.
Studi tersebut berjudul Green Jobs & Potensinya dalam Transisi Energi di Indonesia.
Di tahun-tahun mendatang, potensi green jobs juga semakin meningkat hingga mencapai 1,12 juta tenaga teknik pada 2050.
Tenaga teknik tersebut berasal dari pekerjaan di bidang energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaag surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga bayu (PLTP), pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), dan lain sebagainya.
Baca juga: Hilirisasi Disebut Akan Ciptakan Green Jobs, Apa Saja?
Tenaga teknik yang dimaksud terbagi ke dalam empat kelompok spesifikasi pekerjaan yaitu feasibility study atau studi kelayakan, basic design atau desain dasar, rekayasa-pengadaan-konstruksi atau engineering-orocurement-construction (EPC), serta operasional dan perawatan atau operational and maintenance.
Dalam studinya, Koaksi Indonesia memproyeksikan potensi greeb jobs dari target bauran energi pemerintah dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Dalam RUEN, energi terbarukan ditarget mencakup 23 persen pada 2025 dan 31 persen pada 2050 dari bauran energi nasional.
Bila dibandingkan, serapan tenaga kerja langsung dari energi terbarukan lebih tinggi daripada bahan bakar fosil dengan kapasitas yang hampir sama.
Baca juga: Green Jobs, Bidang Pekerjaan Layak yang Menjawab Masalah Lingkungan
Menurut penghitungan Koaksi Indonesia, energi terbarukan dengan total kapasitas pembangkit 20,9 gigawatt mampu menyerap sekitar 106.000 tenaga teknik.
Di sisi lain, energi fosil dengan kapasitas terpasang 19,6 GW hanya mampu menyerap sekitar 10.000 tenaga teknik.
"Hal ini membuktikan bahwa dengan berpindah ke energi terbarukan tidak hanya berkontribusi terhadap lingkungan maupun perubahan iklim, tetapi juga semakin membuka lapangan pekerjaan hijau," tulis studi tersebut.
Besarnya potensi green jobs tersebut juga harus dibarengi dengan peningkatan kapasitas dan kompetensi.
"Sehingga tenaga kerja ke depan dapat sesuai kualifikasi dan tercukupi," tulis Koaksi Indonesia.
Baca juga: Sumsel Ikut Proyek Global Transisi Energi Berkeadilan, Berpotensi Buka Green Jobs bagi Milenial
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya