Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN Kenalkan Reaktor Nuklir Skala Kecil, Praktis dan Bisa Disebar

Kompas.com - 08/03/2024, 21:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengenalkan teknologi reaktor nuklir skala kecil atau small modular reactor, dan beberapa riset terkait perkembangan teknologi nuklir.

Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Rohadi Awaludin mengatakan, small modular reactor atau SMR adalah pembangkit tenaga listrik menggunakan reaktor nuklir secara modular yang mampu menghasilkan 300 Megawatt per unitnya.

Dengan ukuran yang kecil, SMR menjadi pilihan praktis dan dapat disebarkan secara merata ke berbagai wilayah di Tanah Air.

Baca juga: DEN: Tak Ada Alasan untuk Tidak Kembangkan Energi Nuklir

“Jadi dapat diproduksi lebih cepat karena bentuknya modular serta lebih fleksibel tempatnya serta pemasangannya. Karena Indonesia ini berbentuk kepulauan, jadi kita bisa memasang SMR di beberapa titik ditambah dengan power plant yang besar,” ujar Rohadi dalam pernyataannya, dikutip Jumat (8/3/2024).

Hal itu disampaikan pada acara "Regional Workshop on Reactor Physics, System Thermal Hydraulics and Safety of Small Modular Reactors for Near-term Deployment” yang diselenggarakan Institut Teknologi Bandung (ITB) berkolaborasi dengan BRIN, bersama International Atomic Energy Agency (IAEA), Senin (4/3/2024) lalu.

Uji coba

Lebih lanjut, Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir BRIN Topan Setiadipura menambahkan, BRIN akan mencoba mengembangan reaktor modular kecil dengan reaktor suhu tinggi berpendingin gas atau high temperature gas-cool reactor (HTGR).

“Dalam diskusi kita sepakat dalam waktu dekat akan menguji Light Water Reactor. Namun, tetap kita pada tahap selanjutnya akan menguji coba HTGR,” ujar Topan.

Baca juga: Rencana Pembangkit Nuklir di Indonesia Semakin Nyata, Ini Progresnya

Ia menyebutkan dalam melakukan pengembangan ini, pihaknya juga mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi.

“Kita akan menjalin kerja sama dengan beberapa vendor baik dengan BRIN ataupun dengan vendor seperti badan usaha lainnya. BRIN berusaha mencari supporting untuk kolaborasi untuk PeLUit-40,” tambah dia.

Dorong SDM bidang nuklir

Rohadi mengatakan, BRIN memiliki dua peran dalam mendorong perkembangan teknologi nuklir.

Pertama, BRIN mendukung dan mendorong agar PLTN atau reaktor komersial dibangun oleh badan usaha atau entitas bisnis.

Baca juga: Rusia-ASEAN Berpeluang Tingkatkan Kerja Sama Energi, dari Batu Bara hingga Nuklir

“Kalau yang non-komersial itu BRIN dapat melakukan sendiri tentunya juga bersama dengan mitra. Komersial dan non komersial kita himpun di sini,” tutur Rohadi.

Oleh karena itu, ia juga mendorong perguruan tinggi seperti salah satunya ITB, untuk melahirkan SDM baru di bidang kenukliran agar semakin produktif.

Lebih lanjut, kata dia, dengan bertambahnya mitra baik dari dalam maupun luar negeri, akan dapat menguatkan riset serta perkembangan teknologi energi nuklir di Indonesia.

Maka dari itu, BRIN membuka peluang tersebut dalam melancarkan program terkait reaktor nuklir.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau