Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Panjang Bioetanol, BRIN: RI Masih Impor Singkong

Kompas.com - 09/03/2024, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berwacana mengubah tanaman pangan, salah satunya singkong, menjadi bahan bakar alternatif berupa bioetanol.

Menurut Prabowo, strategi tersebut diambil untuk mencapai swasembada energi yang berasal dari bahan nabati seperti singkong, sawit, dan tebu.

Di sisi lain, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan, suplai singkong untuk memenuhi kebutuhan bahan baku bioetanol masih belum memadai.

Baca juga: BBM Baru RON 95 Akan Meluncur Akhir Juli, Ada Campuran Bioetanol

Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Yudhistira Nugraha mengatakan, singkong memang termasuk tanaman yang dapat dikonversi menjadi bioetanol.

Namun, produksi singkong dalam negeri sampai saat ini masih belum memenuhi kebutuhan. Untuk bahan baku industri dan pangan saja, Indonesia masih mengimpor singkong.

"Indonesia masih harus mengimpor singkong dari luar negeri utamanya untuk kebutuhan bahan baku industri dan pangan," kata Yudhistira sebagaimana dilansir Antara, Sabtu (2/3/2024).

Untuk menjadikan singkong sebagai bioetanol, kata Yudhistira, hal yang harus terlebih dulu dilakukan adalah meningkatkan produksi singkong nasional.

Baca juga: Toyota Sudah Siap Sambut Era Bioetanol

Menurut Yudhistira, perlu ada lahan khusus untuk dijadikan sebagai kebun energi, sehingga tidak mengganggu peruntukan singkong sebagai bahan pangan.

Menurut Outlook Ubi Kayu Tahun 2020 yang diterbitkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian, luas panen singkong di Indonesia antara 1980 hingga 2019 cenderung mengalami penurunan.

Laju pertumbuhan rata-rata singkong turun sebesar 1,76 persen per tahun. Pada 1980, luas panen singkong tercatat 1,41 juta hektare.

Sedangkan pada 2019, luas panen singkong menyusut drastis tinggal menjadi 0,63 juta hektare pada tahun 2019.

Adapun perkembangan produksi ubi kayu di Indonesia periode 1980-2019 secara umum berfluktuasi dengan kecenderungan mengalami peningkatan.

Baca juga: Jika Terpilih, Prabowo-Gibran Mau Genjot Produksi Bioetanol dari Singkong dan Tebu

Angka perkembangan produksi ubi kayu selama empat dekade tersebut meningkat rata-rata hanya 0,66 persen per tahun. Tingkat produktivitas sebanyak 155,58 kubik per tahun.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Prabowo mengupayakan Indonesia bisa terbebas dari ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM).

Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan sumber daya nabati lokal yang diklaim tidak akan pernah habis.

Menurut Prabowo, Indonesia kaya akan tanaman komoditas perkebunan yang bisa diolah menjadi etanol, salah satu bahan bakar nabati.

"Kita nanti green energy dan kita akan swasembada energi bensin, dari mana? Dari etanol, etanol dari mana? Dari tebu dan singkong," kata Prabowo.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Bioetanol?

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Pasar Teluk Gong Sulap Limbah Jadi Kompos hingga Jual Kemasan Bekas
Pasar Teluk Gong Sulap Limbah Jadi Kompos hingga Jual Kemasan Bekas
Pemerintah
Australia Gelontorkan Pendanaan Iklim di Sektor EBT hingga Transportasi RI
Australia Gelontorkan Pendanaan Iklim di Sektor EBT hingga Transportasi RI
Pemerintah
Di Balik Larangan Ekspor Pasir Laut
Di Balik Larangan Ekspor Pasir Laut
Pemerintah
4 Perusahaan Terancam Pidana karena Tambang Ilegal di Gunung Karang
4 Perusahaan Terancam Pidana karena Tambang Ilegal di Gunung Karang
Pemerintah
Dari Ambisi ke Realita, Industri Daging Australia Stop Rencana Netral Karbon 2030
Dari Ambisi ke Realita, Industri Daging Australia Stop Rencana Netral Karbon 2030
Pemerintah
Pemakaian AI Melesat, Pertanian Asia Pasifik Bakal Lebih Adaptif Iklim
Pemakaian AI Melesat, Pertanian Asia Pasifik Bakal Lebih Adaptif Iklim
LSM/Figur
Tambang Kapur Ubah Wajah Gunung Karang Bogor, Rusak 50 Hektare Lahan
Tambang Kapur Ubah Wajah Gunung Karang Bogor, Rusak 50 Hektare Lahan
Pemerintah
Kemenhut Segel Lahan Tambang Kapur Ilegal di Gunung Karang Bogor
Kemenhut Segel Lahan Tambang Kapur Ilegal di Gunung Karang Bogor
Pemerintah
Suarakan Darurat Lingkungan, Sederet Musisi Indonesia Ikuti Lokakarya IKLIM
Suarakan Darurat Lingkungan, Sederet Musisi Indonesia Ikuti Lokakarya IKLIM
LSM/Figur
Produksi Beras Berkelanjutan, Jatim-Eropa Jalin Kerjasama
Produksi Beras Berkelanjutan, Jatim-Eropa Jalin Kerjasama
Pemerintah
Waste4Change Ungkap Tiga Langkah Kunci Atasi Krisis Sampah
Waste4Change Ungkap Tiga Langkah Kunci Atasi Krisis Sampah
LSM/Figur
Tekan Emisi, Sejumlah Negara akan Kenakan Pajak untuk Penerbangan Mewah
Tekan Emisi, Sejumlah Negara akan Kenakan Pajak untuk Penerbangan Mewah
Pemerintah
KKP Gandeng Multi-Pihak Susun Strategi Perlindungan Penyu dan Cetacea
KKP Gandeng Multi-Pihak Susun Strategi Perlindungan Penyu dan Cetacea
Pemerintah
Melihat Desa Wisata Samtama, Warga Kelola Sampah hingga Tanam Pohon di Gang Sempit
Melihat Desa Wisata Samtama, Warga Kelola Sampah hingga Tanam Pohon di Gang Sempit
LSM/Figur
Bagaimana Pembuat Kebijakan Atasi Kesenjangan Pendanaan Transisi Hijau?
Bagaimana Pembuat Kebijakan Atasi Kesenjangan Pendanaan Transisi Hijau?
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau