Liz Zeny Merry menyampaikan sebagai program diplomasi gastronomi, Indonesia Spice Up the World (IUSTW) mengutamakan pada tiga pendekatan utama yaitu:
Sedangkan Ani Nigeriawati menyampaikan, penyelenggaraan Gala Dinner dalam KTT ASEAN dan G20 dalam menyokong kepentingan nasional Indonesia. Soft diplomacy yang terjadi saat perundingan dapat meringankan suasana tegang, dan mencair karena makanan.
“Selain itu tren life style luar negeri dan peningkatan demand yang mengarah pada keunggulan karakter kuliner Indonesia,” lanjut Nigeriawati.
Chef Ivan Mangundap juga melihat bahwa tantangan saat ini adalah bagaimana membuat makanan Indonesia disukai oleh berbeda selera. ”Sebagai contoh, adalah melihat situasi dan menerapkan yang tepat, yaitu misalnya asal-usul negara,” ungkapnya.
Di lain pihak, berdasarkan pengalaman mengamati kegiatan gastrodiplomasi, Teuku Rezasyah berpendapat strategi Gastro Diplomacy Indonesia harus menentukan indikator yang tepat untuk fokus pada upaya menarik konsumen.
Baca juga: Buka Resto di Ubud, Koki Bintang Dua Michelin Syrco Bakker Sulap Gastronomi Lokal Jadi Kelas Dunia
Selain itu dia juga menekankan pentingnya memasukkan nilai-nilai tertentu seperti besar, beragam, demokratis, persatuan, moderat, bersahabat, higienis, sehat, bergizi, musikal, halal, dan dapat disesuaikan dengan khalayak sasaran.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya