JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Matsushita Gobel (YMG) yang merupakan bagian dari Gobel Group melaksanakan seremoni Technical Intern Training Program (TITP) Batch XII yaitu pelepasan 84 peserta magang ke Jepang.
Program ini merupakan komitmen YMG dalam mendorong peningkatan pertumbuhan jumlah tenaga kerja (TK) ahli di Indonesia agar selaras dengan kebutuhan industri yang semakin kompetitif.
Harapannya setelah para peserta program menyelesaikan magang, dapat membawa keahlian yang telah dipelajari dari Jepang untuk dipraktekkan pada industri nasional sehingga memiliki kontribusi dalam memenuhi ketersediaan tenaga ahli di Indonesia.
Sejak tahun 2017, YMG secara total telah melepas 380 peserta magang ke Jepang.
Baca juga: Bintang: Sebuah Negara Disebut Maju jika Peningkatan SDM Menjangkau Difabel
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Ida Fauziyah mengatakan, program pemagangan ke luar negeri merupakan salah satu upaya penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa.
Program ini juga merupakan bagian dari visi besar Pembangunan Indonesia Emas 2045, yang menempatkan pembangunan manusia sebagai salah satu pilar utamanya.
Proses pembangunan kualitas SDM membutuhkan kontribusi, sinergi, dan kolaborasi dari berbagai pihak, karena pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam mewujudkan hal ini.
"Oleh karena itu, kami mengapresiasi YMG atas penyelenggaraan Technical Intern Training yang mencakup program pemagangan ke Jepang semoga bisa menjadi percontohan dan inspirasi para pelaku Industri dari sektor swasta," ujar Ida, dalam rilis yang dikutip Kompas.com, Jumat (29/3/2024).
Sementara itu, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi menambahkan, inisiatif dari Yayasan Matsushita Gobel ini memberikan kontribusi besar dalam memperkuat kerja sama dan hubungan kedua negara.
Baca juga: Kelola Pelabuhan Anggrek, AGIT Tingkatkan Kualitas SDM Lokal Gorontalo
Program ini bermanfaat bagi Jepang yang menghadapi penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua, serta bagi Indonesia yang sedang mengalami bonus demografi dan memiliki generasi muda yang melimpah.
Lebih dari 100.000 orang Indonesia telah mengikuti program pelatihan pemagangan teknis di Jepang selama lebih dari 30 tahun, dengan tujuan mengembangkan sumber daya manusia dan alih keterampilan.
Banyak di antara mereka yang kembali ke Indonesia dan berhasil memulai usaha skala besar berdasarkan keterampilan yang mereka peroleh di Jepang.
"Saya berharap, para peserta magang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan menjadi garda terdepan dalam membina hubungan baik antara Jepang dan Indonesi," tambah Masaki.
Baca juga: Selain Infrastruktur, Dana Desa Perlu Dialokasikan Bangun SDM
Untuk diketahui, para peserta magang yang diberangkatkan diseleksi dari individu yang pernah bekerja atau melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di dalam unit bisnis Panasonic Gobel Group.
Hal ini menjadi pondasi penting dalam menilai kemampuan peserta selama berada di lingkungan perusahaan tersebut.
Keberlanjutan dari skema program ini memastikan bahwa persiapan talenta lokal dilakukan secara konsisten, sehingga akan memberikan dampak yang maksimal dalam peningkatan kualitas tenaga kerja di Indonesia.
Sebelum berangkat, para peserta magang akan menjalani persiapan intensif selama 5 bulan, yang difasilitasi oleh instruktur dari YMG serta alumni yang telah menyelesaikan program magang.
Baca juga: Pembangunan SDM Jadi Kunci Hilirisasi Sumber Daya Alam
Persiapan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pembelajaran bahasa Jepang, standar keselamatan dan kesehatan kerja, hingga aspek yang mendukung aktivitas harian mereka seperti pemilahan sampah, prinsip dan kultur masyarakat, serta pelatihan masakan Jepang.
Peserta magang memiliki pilihan untuk mengikuti program selama 3 tahun atau 1 tahun yang disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan diri mereka masing-masing.
Setelah tiba di Jepang, mereka akan menjalani masa adaptasi selama satu bulan yang disiapkan oleh perusahaan mitra YMG sebelum ditempatkan di industri yang sesuai dengan kemampuan dan kapasitas mereka sehingga menjadi lebih siap untuk melakukan praktek kerja lapangan sesuai dengan standar tinggi yang dimiliki oleh perusahaan Jepang.
Chairman dan Shareholder Gobel Group Rachmat Goobel mengatakan, secara keseluruhan, transfer teknologi adalah elemen krusial dalam memberdayakan talenta lokal.
Baca juga: Bukan Cuma Kuantitas, Fokus Pembangunan SDM Indonesia Bergeser ke Kualitas
Dengan memperkenalkan inovasi, pengetahuan, dan keterampilan baru, transfer teknologi membuka pintu menuju masa depan yang lebih inklusif bagi para peserta magang yang diproyeksikan dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja ahli di Indonesia.
"Dengan demikian, peningkatan kualitas SDM tidak hanya menjadi respon terhadap pembangunan infrastruktur, tetapi juga menjadi kunci untuk memanfaatkan sepenuhnya peluang ekonomi yang terbuka pada masa depan,” tuntas Rachmat.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya