KOMPAS.com - Fokus pembangunan penduduk Indonesia kini telah bergeser. Bukan sekadar kuantitas, tetapi juga kualitas.
Hal itu diutarakan oleh Pelaksana Tugas Direktur Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dadi Roswandi di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (24/8/2023).
Dadi menyampaikan, pembangunan penduduk Indonesia difokuskan pada upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Baca juga: Pengentasan Stunting Upaya Ciptakan SDM Unggul untuk Modal Bersaing
“Pembangunan kependudukan di Indonesia tidak lagi berfokus pada pengendalian kuantitas, misalnya pencegahan ledakan penduduk atau penekanan jumlah kelahiran," kata Dadi sebagaimana dilansir Antara.
"Tetapi sudah fokus menangani kesenjangan angka kesuburan total antarwilayah dan upaya percepatan peningkatan kualitas penduduk, pendidikan, dan IQ," sambungnya.
Dadi mengatakan, Jawa Barat telah mengalami tren penurunan prevalensi stunting yang cukup signifikan dari tahun ke tahun.
Baca juga: Stunting Jadi Neraka Pembangunan SDM Indonesia, Percepatan Penurunan Jadi Perhatian
Namun, prevalensi stunting di provinsi itu masih di atas ambang batas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 20 persen, sehingga masih masuk dalam kategori darurat.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting Jawa Barat adalah 20,2 persen. Sedangkan angka stunting Kabupaten Ciamis sebesar 18,6 persen.
Menurut Dadi, Jawa Barat sebagai penyangga capaian program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) nasional, sekaligus percepatan penurunan stunting, mengembangkan inovasi dan kreasi.
Baca juga: Gaweku Komitmen Pecahkan Problem Sosial lewat Teknologi dan SDM Unggul
Selain itu, Jawa Barat juga perlu berkolaborasi untuk mencapai target pembangunan yang sudah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Bupati Ciamis Herdiat Sunarya menyampaikan, pembangunan di wilayahnya tidak hanya terpusat pada infrastruktur fisik, tetapi juga non-fisik.
"Harus seimbang antara pembangunan fisik dan non-fisik seperti kesehatan dan keluarga yang sama-sama penting," ucap Herdiat.
Baca juga: Beasiswa SDM Sawit 2023 Dibuka, Kuliah Gratis untuk 2.000 Peserta se-Indonesia
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya