Pemetaan partisipatif dilakukan untuk mendapatkan data spasial yang lebih akurat, dapat diterima secara baik oleh semua kalangan dan menjadi rujukan bersama.
Pemetaan partisipatif ini sangat penting terutama dalam pengelolaan perkebunan sawit skala kecil, perkebunan masyarakat dan perkebunan yang mempunyai potensi konflik dan tumpang tindih lahan, baik tumbang tindih dikarenakan perbedaan fungsi kawasan maupun tumpang tindih perizinan.
Pemetaan partisipatif merupakan proses penyelenggaran informasi geospasial dan pengumpulan data spasial yang dilaksanakan secara partisipatif oleh stakeholder yang terkait untuk mendapatkan legitimasi data spasial sebagai rujukan bersama dalam program pengelolaan.
Data spasial yang komprehensif, yang dihasilkan dari proses inklusif dan partisipatif perlu terus didorong untuk mendukung keberhasilan program RAN KSB.
Data spasial yang detail dan akurat juga dapat digunakan untuk membantu proses monitoring dan evaluasi program sawit nasional.
Peta dasar skala besar, yang saat ini sedang diselenggarakan secara bertahap untuk seluruh wilayah Indonesia, akan dapat digunakan untuk menjawab berbagai permasalahan terkait dengan kekurang-lengkapan data spasial dalam monitoring dan evaluasi program sawit berkelanjutan.
Peta dasar skala besar 1:5000 akan mempunyai produk turunan berupa peta digital elevation model (DEM), data 3 dimensi dan 2 dimensi, serta citra radar yang dapat digunakan untuk identifikasi kondisi lahan sawit, identifikasi tingkat produktivitas dan kesehatan tanaman sawit, membantu dalam analisis tumpang tindih pemanfaatan lahan, tumbang tindih perizinan, dan ketidaksesuaian peruntukan dengan tata ruang.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya