KOMPAS.com - Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, bakal mengandalkan 100 persen energi listriknya dari energi terbarukan.
Hal tersebut terjadi setelah pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM) berkapasitas 1 megawatt (MW) selesai dibangun dan direvitalisasi.
PLTM tersebut akan menggantikan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang selama ini digunakan untuk kebutuhan listrik masyarakat.
Baca juga: Slovakia Setop Produki Listrik dari PLTU, Andalkan PLTN dan Energi Terbarukan
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Cahyono Adi menyampaikan, revitalisasi PLTM tersebut merupakan salah satu program de-dieselisasi di Distrik Oksibil.
Agus menuturkan, PLTM tersebut akan menjadikan listrik yang mengalir di Distrik Oksibil memanfaatkan energi terbarukan selama 24 jam.
"Menggantikan PLTD yang selama ini menjadi penghasil listrik disana," kata Agus dalam keterangan tertulis, Selasa (26/3/2024).
Agus mengatakan, pembangunan PLTM berkapasitas 1 MW menggunakan mekanisme kontrak tahun jamak dan telah selesai pada 2020.
Baca juga: Smelter Freeport di Gresik Gunakan Sertifikat Energi Terbarukan PLN
Akan tetapi, terdapat kendala dalam pengoperasian PLTM karena pembangunan jaringan evakuasi daya yang harus dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang belum terlaksana.
Pada 2023, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) melakukan revitalisasi PLTM Oksibil untuk mengoptimalkan kinerja dari PLTM.
Revitalisasi tersebut sekarang telah selesai dan PLTM dapat berfungsi dan dimanfaatkan dengan baik.
Agus menuturkan, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga telah menyelesaikan pembangunan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah (JTM) dari lokasi PLTM ke Oksibil sepanjang 18,5 kilometer sirkuit (kms).
Baca juga: Sustainable Living Makin Ngetren, LOréal Terapkan 100 Persen Energi Terbarukan
"Dan telah dilakukan uji coba untuk mengalirkan daya listrik PLTM ke jaringan tersebut," ucap Agus.
Pemanfaatan PLTM tersebut akan menghasilkan penghematan yang sangat besar bagi pemerintah setempat.
Penghamatan tersebut berupa eliminasi bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan untuk operasional PLTD sebelumnya sebesar Rp 49,14 juta per hari atau mencapai Rp 1,4 miliar per bulan.
Langkah selanjutnya adalah serah terima operasi kelistrikan Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang kepada PT PLN.
Baca juga: Mengejar 100 Persen Energi Terbarukan di Nusa Penida Bali
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya