KOMPAS.com - Produk yang mengandung per and polyfluoroalkyl substances (PFAS), atau bahan kimia buatan manusia, akan segera dibatasi secara ketat di Perancis.
Rancangan undang-undang (RUU) yang melarang produk tertentu yang mengandung bahan kimia berbahaya telah disetujui dengan suara bulat oleh Majelis Nasional pada Kamis (4/4/2024).
Politisi Perancis dan pemerhati lingkungan Nicolas Thierry, yang memperkenalkan RUU tersebut, memuji keputusan pemerintah sebagai kemenangan besar dalam mengakui skandal kesehatan abad ini, dan menambahkan, bahwa pemungutan suara ini bersejarah.
Namun, beberapa produk seperti panci Tefal, tidak termasuk dalam RUU tersebut setelah adanya lobi dari perusahaan. Mereka mengatakan, larangan tersebut akan membahayakan ribuan pekerjaan.
Baca juga: Waspada, Bahan Kimia dalam Plastik Rupanya Jauh Lebih Banyak
Pakaian pelindung untuk pekerja keselamatan juga tidak termasuk dalam larangan tersebut.
Lantas, apa itu PFAS?
PFAS adalah zat per dan polifluorinasi yang mencakup sekitar 10.000 zat. Bahan kimia buatan manusia ini sering disebut sebagai chemical forever karena tidak bsia diurai.
Berkat sifat antilengket, tahan air, atau anti noda, bahan ini biasa digunakan dalam tekstil, kemasan makanan, dan produk dapur.
Selain merusak lingkungan, bahan kimia juga selalu dikaitkan dengan kanker, berat badan lahir rendah, disfungsi hormonal, dan masalah kesehatan lainnya. Mereka dapat ditemukan di mana-mana mulai dari air hujan hingga air susu ibu.
Politisi dan ekonom Perancis Sandrine Rousseau memperingatkan, bahan kimia tahan lama adalah skandal yang sama dengan asbes, material konstruksi terkenal yang dilarang di Uni Eropa pada tahun 2005 karena sifat karsinogeniknya.
Baca juga: Kerangka Kerja Baru UNEP: Limbah Kimia Setara dengan Krisis Iklim
Rencananya, Perancis mulai membatasi produk yang mengandung PFAS non-esensial mulai bulan Januari 2026. Larangan tersebut diperluas ke semua industri tekstil pada tahun 2030.
RUU ini juga mencakup prinsip pencemar membayar, yang mengharuskan produsen dikenakan biaya atas pembersihan kontaminasi bahan kimia pada air minum.
Namun pengecualian panci Tefal dan peralatan dapur lainnya dari larangan tersebut, sebagian didasarkan pada lobi dari produsen peralatan dapur SEB, telah mengecewakan para aktivis lingkungan.
“Pengorbanan kesejahteraan individu dan kolektif di atas altar kepentingan finansial dan daya saing yang sakral harus dihentikan,” tulis politisi Prancis Clémentine Autain di X.
Apakah PFAS akan dilarang di UE?
Pada bulan Januari 2023, proposal bersama untuk melarang PFAS diajukan ke Uni Eropa oleh Denmark, Jerman, Belanda, Norwegia, dan Swedia, yang semuanya memiliki peraturan internal yang kuat mengenai PFAS.
Namun rencana Uni Eropa yang bocor pada bulan Oktober tampaknya diam-diam menghilangkan proposal tersebut dari daftar yang akan diajukan menjelang pemilihan parlemen Eropa tahun ini.
Baca juga: PBB Sepakati Kerangka Kerja Baru Manajemen Bahan Kimia
Pada bulan Maret tahun ini, Uni Eropa memberikan lampu hijau untuk melarang PFHxA, subkelompok bahan kimia yang selamanya digunakan dalam kemasan makanan dan pakaian.
Pembatasan ini akan diterapkan secara bertahap dalam tiga tahun mendatang.
Larangan umum terhadap PFAS dalam kemasan makanan dan mainan diperkirakan akan diberlakukan, meskipun sejauh ini penggunaan PFAS untuk keperluan industri telah dihilangkan dari pembatasan tersebut.
Konsentrasi maksimum PFAS dalam air telah ditetapkan dan akan berlaku mulai Januari 2026, dan proposal untuk membatasi bahan kimia dalam busa pemadam kebakaran telah mendapat dukungan dari European Chemicals Agency (ECHA).
Pada tahun 2020, Denmark menjadi negara pertama yang melarang bahan kimia PFAS. Tahun lalu, AS juga mengusulkan pembatasan penggunaan bahan kimia selamanya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya