KOMPAS.com - Tahukah Anda, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), polusi kimia yang langsung meracuni udara, tanah, air, dan tempat kerja, menyebabkan dua juta kematian per tahun?
Kondisi inilah yang mendesak lahirnya kerangka kerja global baru untuk mengurangi risiko lingkungan akibat bahan kimia dan limbah pada konferensi PBB yang digelar Sabtu (30/9/2023).
Konferensi ini diikuti oleh negara-negara yang berkomitmen untuk menghapuskan bahan-bahan kimia paling berbahaya.
Pada Konferensi Internasional yang membahas tentang Manajemen Bahan Kimia (ICCM5) yang kelima, di Bonn, Jerman tersebut, ditetapkan Kerangka Kerja Global Bahan Kimia dengan target dan pedoman konkrit di seluruh siklus hidup bahan kimia.
Baca juga: SBI Ikut Pulihkan Lahan Tercemar Limbah B3 di Indonesia
Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB (UNEP) Inger Andersen menyambut baik kerangka baru ini.
Menurutnya, setiap orang di planet ini harus dapat hidup dan bekerja tanpa takut jatuh sakit atau meninggal akibat paparan bahan kimia.
"Alam yang bebas polusi harus bisa tumbuh subur dan mendukung umat manusia selama ribuan tahun mendatang,” ujarnya.
Itulah sebabnya kerangka kerja ini memberikan visi untuk menciptakan planet yang bebas dari bahaya bahan kimia dan limbah, demi masa depan yang aman, sehat, dan berkelanjutan.
Target konkrit
Kerangka kerja ini didasarkan pada 28 target, yang dirancang untuk meningkatkan pengelolaan bahan kimia dan limbah yang bertanggung jawab.
Target-target ini juga bertujuan untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan agenda global penting lainnya, termasuk perubahan iklim, keanekaragaman hayati, hak asasi manusia dan kesehatan.
Baca juga: Komitmen Lawson Pangkas Limbah Makanan, Beralih ke Onigiri Beku
Pemerintah negara-negara anggota telah berkomitmen untuk menetapkan kebijakan dan peraturan yang bertujuan mengurangi polusi bahan kimia pada tahun 2030 serta mempromosikan alternatif yang lebih aman.
Industri juga berjanji untuk mengelola bahan kimia dengan cara yang mengurangi polusi dan dampak buruknya.
Pada tahun 2035, kerangka kerja ini bertujuan untuk menghapuskan secara bertahap penggunaan pestisida yang sangat berbahaya di bidang pertanian yang risikonya belum dikelola.
Selain Kerangka Global, konferensi juga mengadopsi Deklarasi Bonn yang bertujuan untuk mencegah paparan terhadap bahan kimia berbahaya, dan menghapuskan bahan kimia yang paling berbahaya, serta meningkatkan pengelolaan yang aman terhadap bahan kimia tersebut jika diperlukan.
Baca juga: Pembuat Acar Lobak di Kyoto Kembangkan Kosmetik dari Limbah Sayuran
Hal ini juga mendorong negara-negara untuk mendukung transisi menuju ekonomi sirkular, mendorong pengembangan alternatif dan pengganti bahan kimia yang aman.
Pendekatan ini bertujuan tidak hanya untuk menjaga kesehatan dan lingkungan tetapi juga mengurangi limbah dan meningkatkan upaya daur ulang.
Andersen pun mendesak semua pihak untuk segera bertindak.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya