Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 25 April 2024, 07:16 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Dalam rangka memperingati Hari Bumi, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood) unit bisnis Pati, Jawa Tengah berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati menanam 1.000 bibit mangrove di lahan seluas 20 hektare di Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (24/4/2024).

Kegiatan penanaman ini dihadiri Agustinus Winardi, Business Unit Head Garudafood Pati, dan Agus Setiaji, Kepala Bidang Penataan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati, kelompok penggiat mangrove Muriya Urip, serta berbagai tokoh dan aparat desa setempat.

Penanaman mangrove ini merupakan wujud komitmen Garudafood dalam aspek keberlanjutan lingkungan.

Upaya ini bertujuan untuk memulihkan ekosistem keanekaragaman hayati, mengoptimalkan penyerapan dan penyimpanan karbon, serta sebagai salah satu strategi mitigasi perubahan iklim.

“Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada prinsip-prinsip keberlanjutan, kami mendukung upaya-upaya dalam pelestarian lingkungan salah satunya melalui kegiatan penanaman bibit mangrove secara berkelanjutan,” ujar Agustinus Winardi selaku Business Unit Head Garudafood Pati.

“Kami percaya kegiatan ini memiliki dampak yang sangat positif dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir, mengurangi dampak pemanasan global, serta melindungi habitat berbagai spesies hayati," lanjutnya.

"Langkah-langkah seperti ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga membawa dampak positif jangka panjang bagi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan manusia," tegas Agustinus Winardi.

Garudafood dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati menanam 1.000 bibit mangrove di Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (24/4/2024).DOK. GARUDAFOOD Garudafood dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati menanam 1.000 bibit mangrove di Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (24/4/2024).

Agus Setiaji selaku Kepala Bidang Penataan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati menyambut baik aksi nyata Garudafood untuk mengupayakan konservasi alam di wilayah pesisir Pati dalam rangka memperingati Hari Bumi.

“Kegiatan penanaman mangrove ini merupakan contoh terjalinnya kolaborasi dan sinergi antara pelaku usaha (Garudafood) dan Pemerintah (Dinas Lingkungan Hidup Pati) yang baik dan inspiratif," ungkap Agus Setiaji.

"Sehingga diharapkan ke depannya semakin banyak elemen masyarakat, baik dari sektor Perusahaan maupun komunitas di masyarakat yang peduli serta mau berkontribusi nyata dalam pelestarian lingkungan dan mengatasi dampak perubahan iklim di Pati,” tambahnya.

Pohon mangrove diketahui secara luas mampu mengurangi laju abrasi dan erosi tanah di daerah pantai.

Selain memiliki akar yang efisien dalam melindungi dampak pengikisan tanah, mangrove dapat meminimalisir dampak banjir rob yang rentan melanda pesisir pantai seperti di wilayah Pati, Jawa Tengah.

Selain itu, kekuatan terbesar mangrove adalah kemampuannya dalam menangkap dan menyimpan karbon.

Dikutip dari Center for International Forestry Research (Cifor), kawasan mangrove mampu menyimpan lima kali karbon lebih banyak per hektar dibandingkan dengan hutan tropis dataran tinggi.

Baca juga: Wisata Mangrove Jambi Diapresiasi, Serap Karbon 6 Kali Lipat Tanaman Biasa

Sejak tahun 2017, Garudafood telah melakukan rehabilitasi di sejumlah wilayah pesisir Kabupaten Pati, Jawa Tengah yakni di Pantai Kertomulyo, Pantai Tunjung Rejo, dan Pantai Pohijo dengan melakukan penanaman sebanyak 8.200 bibit mangrove.

Aksi nyata kepedulian Garudafood melalui penanaman bibit mangrove ini menjadi salah satu upaya untuk mengurangi laju dampak perubahan iklim serta merupakan bentuk konservasi alam yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan Garudafood.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
LSM/Figur
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
Pemerintah
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
Pemerintah
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
LSM/Figur
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
LSM/Figur
Studi Iklim 2024 Direvisi, tapi Prediksi Dampak Ekonomi Global Tetap Parah
Studi Iklim 2024 Direvisi, tapi Prediksi Dampak Ekonomi Global Tetap Parah
LSM/Figur
Kemenhut Hentikan Sementara Pengangkutan Kayu di Sumatera, Cegah Peredaran Ilegal
Kemenhut Hentikan Sementara Pengangkutan Kayu di Sumatera, Cegah Peredaran Ilegal
Pemerintah
Kukang dan Trenggiling Dilepasliar ke Hutan Batang Hari Jambi
Kukang dan Trenggiling Dilepasliar ke Hutan Batang Hari Jambi
Pemerintah
Cerita Usaha Kerupuk Sirip Ikan Tuna di Bali, Terhambat Cuaca Tak Tentu
Cerita Usaha Kerupuk Sirip Ikan Tuna di Bali, Terhambat Cuaca Tak Tentu
LSM/Figur
Survei HSBC: 95 Persen CEO Anggap Transisi Iklim Peluang Pertumbuhan Bisnis
Survei HSBC: 95 Persen CEO Anggap Transisi Iklim Peluang Pertumbuhan Bisnis
Pemerintah
Ketika Lingkungan Menjadi Tanggung Jawab Bersama
Ketika Lingkungan Menjadi Tanggung Jawab Bersama
Pemerintah
Suhu Harian Makin Tidak Stabil, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
Suhu Harian Makin Tidak Stabil, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
LSM/Figur
Melawan Korupsi Transisi Energi
Melawan Korupsi Transisi Energi
Pemerintah
KLH Sebut Banjir Sumatera Jadi Bukti Dampak Perubahan Iklim
KLH Sebut Banjir Sumatera Jadi Bukti Dampak Perubahan Iklim
Pemerintah
Terumbu Karang Terancam Dikuasai Alga Tahun 2100 akibat Pengasaman Laut
Terumbu Karang Terancam Dikuasai Alga Tahun 2100 akibat Pengasaman Laut
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau