Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Mangrove Jambi Diapresiasi, Serap Karbon 6 Kali Lipat Tanaman Biasa

Kompas.com - 18/03/2024, 13:21 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com  - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi pengembangan Wisata Mangrove Pangkal Babu sebagai salah satu pilihan destinasi wisata alam di Jambi, khususnya di Tanjung Jabung Barat.

Ia mengatakan, kehadiran Wisata Mangrove Pangkal Babu ini sangat baik, dan diyakini mampu menekan jumlah emisi karbon enam kali lipat lebih besar dari tanaman biasa.

Selain menyimpan karbon, wisata ini juga dapat menyerap kandungan logam berbahaya di kawasan perairan di Tanjung Jabung Barat, sehingga menjadi habitat yang aman bagi ikan dan satwa lainnya. 

Menparekraf Sandiaga berharap ekosistem yang ada di Wisata Mangrove Pangkal Babu ini dijaga keasriannya oleh stakeholder terkait dan masyarakat setempat.

Baca juga: Indonesia Butuh Banyak Pekerja Berketerampilan Hijau

Ia juga berpesan agar masyarakat memperhartikan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan dengan penghijauan.

"Saya harapkan ini dipertahankan ekosistem dan ekowisatanya untuk kehidupan kita dan mudah-mudahan lebih baik lagi ke depan," kata Sandiaga, dalam pernyataan resmi, dikutip Senin (18/3/2024). 

Hal tersebut ia sampaikan di sela-sela kunjungan kerja ke Jambi. Adapun Sandiaga mengunjungi Wisata Mangrove Pangkal Babu di Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, pada Minggu (17/3/2024).

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu dibenahi agar destinasi ini bisa semakin dikenal dan semakin mudah diakses oleh wisatawan. Sehingga perekonomian masyarakat bisa meningkat dan semakin sejahtera.

"Tentunya ini harus kita benahi dari interkonektivitas, aksesibilitas dari segi transportasinya," imbuh Menparekraf.

Wisata Mangrove Pangkal Babu ini dapat dijadikan perhatian bersama terkait reboisasi, maupun penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.

Tentang Wisata Mangrove Pangkal Babu

Wisata Mangrove Pangkal Babu yang terletak di Desa Tungkal 1 ini menjadi salah satu wisata andalan di Kuala Tungkal, dilansir dari Tribunnews.com

Untuk menuju ke tempat wisata, melalui jalan darat dapat menggunakan kendaraan beroda dengan waktu tempuh sekitar 20-30 menit dari pusat kota Kuala Tungkal.

Sedangkan untuk jalan laut menggunakan pompong atau kapal wisata dengan waktu tempuh sekitar 40 menit.

Baca juga: Indonesia-Jepang Jajaki Kerja Sama Pariwisata Hijau dan Berkelanjutan

Salah satu aktivitas yang ditawarkan adalah berjalan di jembatan di tengah pohon bakau yang hijau dan rimbun. Saat air surut, wisatawan bisa menikmati akar-akar pohon yang keluar menembus lumpur.

Selain bakau, wisatawan juga dapat menemukan berbagai hewan alami. Antara lain siput, cempakul kepiting, kadal, monyet, beruk, dan berbagai jenis burung termasuk bangau.

Di pertengahan dan di ujung wisata magrove juga terdapat menara untuk dapat melihat keindahan keseluruhan mangrove dari ketinggian.

Dikutip dari laman Jejaring Desa Wisata Kemenparekrafbeberapa atraksi lain yang bisa dicoba seperti edukasi mengenal jenis-jenis mangrove, naik perahu, belajar membatik, hingga kegiatan tradisi Nyimah Parit. 

 

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Netanyahu Bikin Penawaran, Akan Bebaskan Pemimpin Hamas dari Gaza asal Mau Lucuti Senjata
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau