Letusan gunung api dengan magnitude yang lebih besar bisa jadi dapat mengakibatkan dinamika permukaan air laut yang lebih besar.
Ketinggian pasang yang dinamis dan ekstrem dapat dimonitor dari sensor pada enam stasiun pasang surut terdekat tersebut.
Ada tiga sensor yang saling mem-back up di setiap stasiun, yaitu sensor dengan sistem radar, sistem pressure dan sistem mekanik, yang bekerja merekam data 24 jam per 7 hari, dengan data realtime setiap 5 detik dikirimkan ke server.
Data geospasial pasang surut dapat diakses publik di ina-sealevelmonitoring.big.go.id
Data geospasial dari satelit dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan yang mencolok antara sebelum dan sesudah erupsi.
Citra satelit landsat sebelum kejadian erupsi memperlihatkan tutupan vegetasi yang rapat di lereng gunung api, sedangkan citra satelit setelah kejadian memperlihatkan tutupan material baru, yang merupakan guguran lava dan piroklastik yang mengubur tutupan vegetasi yang ada.
Data geospasial citra satelit dapat digunakan untuk mengidentifikasi tingkat kerusakan dan perubahan tutupan lahan akibat bencana.
Ketersediaan data geospasial yang akurat dan menyeluruh di semua wilayah Indonesia, termasuk peta dasar skala besar, data batimetri, data pasang surut, dan data citra satelit sangat diperlukan.
Citra satelit sangat diperlukan tidak saja untuk kebencanaan, tetapi juga dalam pengelolaan lingkungan, pengelolaan sumber daya dan perencanaan pembangunan.
Indonesia sudah saatnya mempunyai satelit kebumian sendiri, sebagai bagian dari kemandirian data geospasial.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya