KOMPAS.com - Sampah puntung rokok menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan. Sampah jenis ini juga menghasilkan mikroplastik yang membawa kandungan polutan dan dapat membahayakan manusia.
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Reza Cordova mengatakan, puntung rokok berupa filter yang berbahan selulosa asetat terurai akan menjadi mikroplastik fiber bila terbuang di lingkungan.
Filter rokok awalnya digunakan untuk menyaring kandungan nikotin dan senyawa kimia berbahaya, sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Ingin Kurangi Rokok? Metode Harm Reduction Bisa Jadi Alternatif
Jika dibuang tanpa pengelolaan dan terpapar panas dalam jangka waktu yang lama, fiber yang dibentuk selulosa asetat itu akan lepas satu per satu ke lingkungan.
Ketika terbuang, lapisan kertas yang melapisi selulosa asetat robek. Setelah itu, ujung puntung rokok mengalami fragmentasi.
"Semakin tinggi suhunya akan semakin mempercepat proses fragmentasi yang ada," kata peneliti di Pusat Riset Oseanografi BRIN tersebut dalam diskusi yang diadakan Lentera Anak di Jakarta, Selasa (29/4/2024).
Hasilnya dari penelitian memperlihatkan, 200 partikel mikrofiber lepas per hari di dalam sebuah puntung rokok setelah terpapar di alam.
"Ketika sudah masuk ke laut, ke pantai, ternyata kompleks permasalahannya," ujar Reza.
Baca juga: Tak Hanya Kesehatan, Puntung Rokok Juga Merusak Lingkungan
Ketika sudah dibuang, sampah puntung rokok berpotensi menyerap polutan yang ada di alam.
Sehingga, mikrofiber dari puntung rokok itu tidak hanya terdiri dari benang plastik tapi juga membawa polutan lain.
"Yang jadi masalah kalau itu sudah dilepaskan. Kalau ke udara bisa masuk ke dalam saluran pernapasan manusia atau biota yang hidup di darat," ucap Reza.
Selain itu, plastik mikro fiber dari puntung rokok bisa berakhir di laut dan tidak sengaja termakan ikan, plankton, kerang-kerangan yang dikonsumsi manusia.
"Artinya apa? Racun-racun yang ada di sana sudah lebih kompleks, nanti ujung-ujungnya masuk ke dalam biota, termasuk manusia," kata Reza.
Baca juga: Sama Berbahayanya, Vape dan Rokok Picu Kanker Paru
Melihat bahaya puntung rokok terhadap lingkungan tersebut, Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari mengatakan, dengan tingkat konsumsi rokok yang cukup tinggi di Indonesia, maka dampak dari sampah puntungnya dapat menjadi signifikan jika tidak tertangani.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi sampah puntung rokok adalah dengan menguranginya di tingkat hulu.
"Dengan menurunkan prevalensi perokok maka mengurangi konsumsi rokok, maka akan mengurangi sampahnya," kata Lisda.
Sementara di tingkat hilir, dia menyerukan agar produsen rokok dapat bertanggung jawab dalam penanganan lebih lanjut menangani sampah puntung rokok.
Baca juga: Asap Rokok Konvensional dan Elektrik Dianggap Berisiko Bagi Ibu Hamil Lahirkan Bayi Stunting
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya