KOMPAS.com - Bank DBS Indonesia bersama dengan Koneksi Indonesia Inklusif (Konekin) meluncurkan “DBS Bersiap”.
Ini merupakan program kolaboratif yang bertujuan untuk menyediakan akses pendidikan yang lebih luas bagi penyandang disabilitas di seluruh Indonesia.
Kemitraan ini selaras dengan tema Hari Pendidikan Nasional 2024 yang dirayakan setiap tanggal 2 Mei, yakni “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar”.
Baca juga: PP Muhammadiyah Dorong Ekosistem Inklusif untuk Penyandang Disabilitas
DBS Bersiap diikuti 50 mahasiswa yang terdiri dari 58 persen peserta dengan disabilitas sensorik (low vision, tuna netra total, tunarungu, tunawicara, dan keterbatasan panca indera lainnya).
Sebanyak 28 persen merupakan penyandang disabilitas fisik (pengguna tongkat, kursi roda, tangan/kaki palsu, dan memiliki keterbatasan fisik lainnya), serta 14 persen disabilitas mental (autisme, Asperger, Attention Deficit Hyperactivity Disorder/ADHD, bipolar, dan keterbatasan sosial lainnya).
Head of Group Strategic Marketing and Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika mengatakan, setiap individu berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
"Dengan kolaborasi bersama Konekin dalam program DBS Bersiap, serta kontribusi karyawan Bank DBS Indonesia, kami berkomitmen untuk mengembangkan program bimbingan yang inklusif dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi masing-masing individu," ujar Mona dalam keterangannya, Jumat (3/5/2024).
Keberadaan program ini, merupakan wujud partisipasi aktif Bank DBS Indonesia dalam menjembatani ketimpangan (gap) terhadap akses pembelajaran bagi penyandang disabilitas.
"Hal ini pun menegaskan komitmen Bank DBS Indonesia dalam menjunjung tinggi diversity, equity, dan inclusivity (DEI) sebagai realisasi pilar keberlanjutan Impact Beyond Banking," imbuh Mona.
Baca juga: Kemensos Gelar Pelatihan 3 Bulan bagi Penyandang Disabilitas di Bogor
Materi bimbingan dalam DBS Bersiap dirancang dan dibagi menjadi enam sesi workshop dan diikuti dengan sesi mentoring yang berkaitan dalam rentang waktu 14 minggu.
Materi mencakup etika kerja, literasi finansial dan investasi, pola komunikasi di dunia profesional, pemecahan masalah, cara memilih jalur karier yang tepat, hingga pengembangan skill di level individu maupun organisasi.
"Pokok pembelajaran ini dipilih untuk membekali partisipan dengan wawasan teori dan praktik yang mereka butuhkan dalam dunia kerja," terang Mona.
Dalam pelaksanaannya, partisipan dibimbing oleh fasilitator dari Konekin dan Bank DBS Indonesia sesuai dengan keahlian mereka masing-masing.
Mona mengungkapkan, seluruh fasilitator telah diberikan panduan etika kegiatan bersama penyandang disabilitas.
Gunanya memastikan setiap sesi berjalan dengan lancar dan seluruh partisipan mendapatkan pengalaman belajar yang positif.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya