Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/05/2024, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Penerapan rencana pilot hidrogen di sektor transportasi Indonesia akan difokuskan untuk truk, bus, atau angkutan berat lainnya.

Hal tersebut disampaikan Direktur JenderalEnergi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi di Jakarta, Kamis (2/5/2024).

"Dalam sektor transportasi kita melihat sampai dengan tahun 2030. Kami melihat bahwa akan ada waktu melakukan pilot plan untuk digunakan di truk, bus, atau angkutan berat lainnya," ujar Eniya.

Baca juga: Keuntungan Hidrogen di Indonesia, Jadi Alternatif Energi Murah

Dia berharap, kendaraan-kendaraan berbahan bakar hidrogen juga dapat berperan sebagai transportasi ramah lingkungan ke depannya.

"Ini kita harapkan kendaraan hidrogen juga bisa berperan," tutur Eniya, sebagaimana dilansir Antara.

Dia menambahkan, selain hidrogen, implementasi energi ramah lingkungan untuk sektor transportasi adalah bahan bakar nabati dan kendaraan listrik.

"Jadi ke depan arahnya seperti itu tergantung nanti pasar bagaimana," katanya.

Baca juga: Hidrogen Diharapkan Jadi Kontributor Transisi Energi RI

Dalam masa transisi energi, menurut Strategi Hidrogen Nasional, maka dekarbonisasi harus dilakukan.

Selain itu, target net zero emission (NZE) harus tercapai lalu mengejar penetrasi energi baru terbarukan yang tinggi dan melibatkan investasi asing di energi hijau.

Untuk mencapai target-target tersebut, peran hidrogen sangat penting sebagai bahan bakar nol karbon untuk NZE.

Hidrogen dan amonia dipakai untuk menurunkan emisi di sektor industri, transportasi, ketenagalistrikan, dan komoditas.

Berdasarkan Strategi Hidrogen Nasional dari Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan telah melakukan pemetaan potensi kebutuhan hidrogen rendah karbon untuk sektor transportasi hingga 2060.

Baca juga: Indonesia Punya Stasiun Pengisian Hidrogen Pertama, Dipasok dari Energi Hijau

Untuk sektor bus, sebagian bus akan beralih ke hidrogen pada 2040, dengan permintaan awal sekitar 0,21 juta ton hidrogen.

Penggunaan ini akan berlanjut dan meningkat hingga 20 persen bus menggunakan hidrogen, dengan konsumsi mencapai 1,18 kilo ton pada 2060.

Di sektor kendaraan angkutan berat, permintaan hidrogen diperkirakan akan mencapai 4,88 kilo ton hidrogen pada 2040, dan akan meningkat menjadi 28,2 kilo ton hidrogen pada 2060.

Sedangkan pada sektor perkeretaapian, PT KAI memiliki rencana pengembangan kereta api untuk mengganti lokomotif dengan kereta rel listrik yang dikombinasikan dengan bahan bakar hidrogen dan atau baterai.

Baca juga: Ini Sederet Manfaat Hidrogen Hijau di Indonesia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

LSM/Figur
Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Pemerintah
BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BUMN
Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Swasta
Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Pemerintah
Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Swasta
'Bahan Kimia Abadi' PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

"Bahan Kimia Abadi" PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

Pemerintah
Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Swasta
Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Pemerintah
Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

BrandzView
China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

Pemerintah
Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Swasta
100 Hari Prabowo-Gibran, Ini Pejabat Energi dan Lingkungan dengan Skor Tertinggi hingga Terendah

100 Hari Prabowo-Gibran, Ini Pejabat Energi dan Lingkungan dengan Skor Tertinggi hingga Terendah

LSM/Figur
Menag Dorong Integrasi Isu Lingkungan dengan Pendidikan Agama

Menag Dorong Integrasi Isu Lingkungan dengan Pendidikan Agama

Pemerintah
Pengamat Ekonomi Energi Desak Perguruan Tinggi Tolak Konsesi Tambang

Pengamat Ekonomi Energi Desak Perguruan Tinggi Tolak Konsesi Tambang

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau