Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wujudkan Transisi Energi, GE Vernova Fokus Kelistrikan dan Dekarbonisasi

Kompas.com - 19/05/2024, 09:42 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan multinasional General Electric Vernova (GEV) akan berfokus pada pengembangan bisnis untuk mendukung program transisi energi pemerintah RI menuju net zero emission (NZE) pada 2060, khususnya bidang kelistrikan dan dekarbonisasi. 

"Perubahannya adalah pada fokusnya. Kalau dulu GE terdiri dari beragam perusahaan untuk beragam bidang, tapi saat ini GEV fokus untuk melistriki dan dekarbonisasi," jelas Country Director Leader Gas Power Indonesia GE Vernova, George Djohan di kantor GE Vernova, Jakarta, Rabu (15/5/2024).

Untuk kelistrikan, pihaknya akan melanjutkan kerja sama dengan salah satu pemasok energi nasional, yakni PT PLN (Persero) dengan Independent Power Producer (IPP), serta beberapa pihak lainnya.

Baca juga: Migas dalam Transisi Energi, Kejar Target Net Zero Emission

"Untuk Indonesia sendiri, kita akan melanjutkan kerjasama dengan PLN dan pihak lainnya yang masih sama seperti dulu," imbuh dia. 

George memastikan bahwa pihaknya telah siap secara riset dan pengembangan (research and development atau R&D) maupun teknologi untuk menopang elektrifikasi dan dekarbonisasi di Indonesia. 

Siapkan teknologi lebih ramah lingkungan 

Sebagai informasi, GEV telah secara resmi melakukan pemisahan (spin off) dari General Electric (GE) pada awal April 2024.

GE yang berkantor pusat di Amerika Serikat ini memisahkan bisnisnya menjadi tiga perusahaan yakni GE HealthCare, GE Aerospace, dan GE Vernova di mana GE Vernova fokus membawahi bisnis energi terbarukan.

Baca juga: Dukung Transisi Energi, PLN-Huawei Kembangkan Joint Innovation Center

GEV juga berencana terlibat dalam tender di sektor pembangkit gas dan hidro di PLN. Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah melakukan penandatangan kerjasama (MoU) terkait pengembangan teknologi energi terbarukan. 

"Memberikan solusi end to end, jadi dari consideration sampai transmission. Pastinya kita akan berpartisipasi pada programnya PLN, mulai dari hidro, gas, transmisi," tutur George. 

Menurutnya, dari sektor pembangkit, teknologi yang cocok dan relevan untuk Indonesia adalah turbin gas. Pasalnya, sumber gas di dalam negeri dinilai cukup banyak sehingga tidak perlu impor.

"Turbin gas itu bisa menyediakan listrik yang reliable dan stabil, tapi emisinya 50-60 persen lebih rendah daripada pembangkit batu bara. Jadi meskipun emisinya belum 0, tapi setidaknya sudah ada improvement jika dibandingkan dengan batu bara. Dan pembangkit ini tentunya tidak bergantung pada cuaca atau musim," papar dia.

Baca juga: Butuh Rp 38,4 Triliun untuk Pekerja Batu Bara Terdampak Transisi Energi

Ke depannya, teknologi turbin gas disebut bisa melakukan dekarbonisasi lebih besar dengan memanfaatkan hidrogen hijau, amonia hijau, atau sistem penangkapan karbon (Carbon Capture and Storage atau CCS). 

"Jadi di kemudian hari, teknologi ini bisa zero carbon juga. Keuntungan lain dari pembangkit gas adalah fleksibel untuk operasionalnya, jadi bisa menjaga kestabilan dari jaringan," imbuh George. 

Dukung program capai net zero emission

Sementara itu, Country Director Grid Solutions GE Vernova, Joko Prakoso mengungkapkan, pihaknya memiliki portofolio yang hampir lengkap. Menurutnya, semua teknologi yang dimiliki sudah mengarah ke energi hijau.

"Ini sejalan dengan fokus pemerintah yang membahas net zero emission 2060. Kita di GEV punya produk portofolio yang unik di mana semuanya mendukung target dari pemerintah. Beberapa proyek yang berjalan yaitu dengan PLN, beberapa lainnya di Grid Solutions," terang dia.

Baca juga: Berapa Potensi Green Jobs dari Transisi Energi di Indonesia?

Terkait dengan PLN, ia menjelaskan bahwa kerja sama masih terus berlanjut pada tahun ini sesuai dengan MoU yang ada berkaitan dengan transisi energi terbarukan.

Pihaknya juga membicarakan soal pengembangan teknologi yang digunakan dalam pembangkit listrik milik PLN, mengadakan sesi saring, hingga peningkatan kapasitas individu. 

"Dulu kita bicara pembangkitan konvensional, sekarang kita sudah bicara masalah renewable (terbarukan) yang mana behavior-nya sangat berbeda. Dulu dengan PLN sudah baik hubungannya, sekarang pun kita tetap membantu PLN dan pemerintah," tutur Joko. 

Adapun dalam proses transisi energi tersebut, George menyebut bahwa langkah-langkah perubahan dilakukan secara terus-menerus atau berkesinambungan. Sebab, transisi energi tidak dapat dilakukan secara instan. 

"Kita melakukan transisi, dan hal-hal yang harus diperhatikan adalah energy security dan energy reliability. Harus memerhatikan juga affordability-nya yang jangan sampai mengganggu pertumbuhan ekonomi. Yang ketiga pastinya sustainability dan ramah lingkungan, rendah juga emisi karbonnya. Jadi hal-hal itu perlu dipertahankan," pungkas dia. 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Pemerintah
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Pemerintah
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau