Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 22 Mei 2024, 08:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor properti merupakan penyumbang utama emisi karbon sebesar 40 persen dari total emisi gas rumah kaca global.

Dengan semakin banyaknya kekhawatiran tentang lingkungan dan target iklim yang ketat dari perjanjian internasional dan kebijakan pemerintah, industri ini menghadapi tekanan luar biasa untuk mengalami perubahan transformatif.

Dilatarbelakangi transformasi itulah, Accacia hadir dengan solusi berkelanjutan melalui pemanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan Software as a Service (SaaS) untuk merevolusi dekarbonisasi properti global.

Perusahaan ini baru saja mendapatkan pendanaan dari sederet investor terkemuka, seperti perusahaan modal ventura ternama yang banyak membiayai perusahaan inovatif di Indonesia, AC Ventures.

Baca juga: Wujudkan Transisi Energi, GE Vernova Fokus Kelistrikan dan Dekarbonisasi

Tren keberlanjutan dalam sektor properti semakin terlihat, dipicu oleh kebutuhan mendesak untuk membatasi pemanasan global pada 1,5°C di atas level pra-industri pada tahun 2050.

Hal ini didorong oleh harga karbon yang lebih tinggi dan standar bangunan yang lebih ketat, mendorong investor untuk cenderung pada aset yang berkelanjutan. Ini menandai perubahan mendasar dalam preferensi pasar, di mana properti hijau semakin diminati daripada yang konvensional.

Pergeseran ini tidak hanya menandakan kepatuhan, tetapi juga mencerminkan evolusi yang signifikan dalam sentimen pasar, dengan investor semakin memilih properti yang lebih hijau dan hemat energi.

Managing Partner AC Ventures Helen Wong mengatakan, risiko iklim menjadi metrik yang harus dimiliki oleh para investor.

Baca juga: Ternyata, Dekarbonisasi Industri di Indonesia Belum Beranjak Jauh

Meskipun properti merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca, sektor ini juga sangat sulit untuk didekarbonisasi mengingat kompleksitas emisi rantai nilai, dari konstruksi hingga operasi, dan beragamnya penggunaan aset.

"Mengingat minat kami yang mendalam terhadap iklim, kami yakin bahwa sektor ini membutuhkan solusi khusus yang dirancang sesuai dengan kompleksitas sektor properti,” tutur Helen, dikutip Kompas.com, Rabu (22/5/2024)

Dekarbonisasi sektor properti merupakan salah satu peluang terbesar saat ini, dengan kebutuhan investasi sebesar US$18 triliun dalam dekade mendatang untuk mencapai emisi nol bersih.

Co-founder and CEO of Accacia Annu Talreja menyadari kebutuhan mendesak dan peluang besar untuk dekarbonisasi di industri properti global.

Perusahaan ini didirikan untuk menjawab kebutuhan tersebut dengan mengintegrasikan sistem yang sudah ada dan menyediakan solusi komprehensif untuk melacak dan mengurangi emisi.

Ketika ditanya mengapa alat seperti Accacia dibutuhkan secara global, Annu menjelaskan bahwa sektor properti pada dasarnya adalah bisnis yang kompleks dengan banyak bagian yang bergerak.

Oleh karena itu, sektor ini sudah membutuhkan banyak alat ERP khusus dan solusi SaaS.

Dengan mengintegrasikan sistem yang sudah digunakan oleh pemilik properti terbesar di dunia, Accacia membantu melakukan berbagai hal penting.

Baca juga: Pemasangan PLTS Atap di Sektor Industri Efektuf untuk Dekarbonisasi

Ini termasuk mengukur emisi Scope 1, 2, dan 3 dari operasi aset, menilai dan meningkatkan desain bangunan untuk mengurangi karbon yang terkandung, menghitung emisi yang dibiayai untuk portofolio investasi, menetapkan target nol bersih, melacak perjalanan dekarbonisasi, dan banyak lagi.

Annu menjelaskan, pasar perangkat lunak akuntansi karbon global saat ini diperkirakan bernilai US$15 miliar dan diperkirakan akan tumbuh menjadi US$50 miliar dalam beberapa tahun.

Sementara itu, pasar bangunan hijau di wilayah berkembang bernilai sekitar US$25 triliun. Di negara maju, pasar untuk renovasi (peningkatan bangunan yang ada untuk efisiensi energi dan dekarbonisasi yang lebih baik) berkisar antara US$18 triliun hingga US$20 triliun.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Uni Eropa Bakal Perketat Impor Plastik demi Industri Daur Ulang Lokal
Uni Eropa Bakal Perketat Impor Plastik demi Industri Daur Ulang Lokal
Pemerintah
Pakar Soroti Lemahnya Sistem Pemulihan Pascabencana di Indonesia
Pakar Soroti Lemahnya Sistem Pemulihan Pascabencana di Indonesia
LSM/Figur
Banjir Aceh Disebut Jadi Dampak Deforestasi, Tutupan Hutan Sudah Kritis Sejak 15 Tahun Lalu
Banjir Aceh Disebut Jadi Dampak Deforestasi, Tutupan Hutan Sudah Kritis Sejak 15 Tahun Lalu
LSM/Figur
Pengamat: Pengelolaan Air Jadi Kunci Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Pengamat: Pengelolaan Air Jadi Kunci Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Swasta
Vitamin C Bantu Lindungi Paru-paru dari Dampak Polusi Udara
Vitamin C Bantu Lindungi Paru-paru dari Dampak Polusi Udara
LSM/Figur
Panas Ekstrem dan Kelembapan Bisa Berdampak pada Janin
Panas Ekstrem dan Kelembapan Bisa Berdampak pada Janin
LSM/Figur
Waspada Hujan Lebat Selama Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
Waspada Hujan Lebat Selama Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
Pemerintah
Pakar Kritik Sistem Peringatan Dini di Indonesia, Sarankan yang Berbasis Dampak
Pakar Kritik Sistem Peringatan Dini di Indonesia, Sarankan yang Berbasis Dampak
LSM/Figur
Hutan Lindung Sungai Wain di Balikpapan Dirambah untuk Kebun Sawit
Hutan Lindung Sungai Wain di Balikpapan Dirambah untuk Kebun Sawit
Pemerintah
Menteri LH Sebut 4,9 Juta Hektar Lahan di Aceh Rusak akibat Banjir
Menteri LH Sebut 4,9 Juta Hektar Lahan di Aceh Rusak akibat Banjir
Pemerintah
Sebulan Pasca-banjir Aceh, Distribusi Logistik Dinilai Belum Merata Ditambah Inflasi
Sebulan Pasca-banjir Aceh, Distribusi Logistik Dinilai Belum Merata Ditambah Inflasi
LSM/Figur
1.050 Petugas Kebersihan Disiagakan Saat Ibadah Natal 2025 di Jakarta
1.050 Petugas Kebersihan Disiagakan Saat Ibadah Natal 2025 di Jakarta
Pemerintah
2 Nelayan Perempuan Asal Maluku dan Papua Gerakkan Ekonomi Keluarga Pesisir
2 Nelayan Perempuan Asal Maluku dan Papua Gerakkan Ekonomi Keluarga Pesisir
Pemerintah
Saat Anak Muda Diajak Kembali ke Sawah lewat Pendekatan Inovatif
Saat Anak Muda Diajak Kembali ke Sawah lewat Pendekatan Inovatif
Pemerintah
4 Orangutan Korban Perdagangan Ilegal Dipulangkan ke Indonesia dari Thailand
4 Orangutan Korban Perdagangan Ilegal Dipulangkan ke Indonesia dari Thailand
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau