BALI, KOMPAS.com - Sejumlah negara peserta berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam pengelolaan air selama World Water Forum ke-10 di Bali.
Salah satunya adalah India yang menceritakan cara Kota Chennai dan Hyderabad mengelola air.
Chennai disebut memanfaatkan teknologi yang terinspirasi kuil-kuil Hindu, untuk memantau aliran air di lubang-lubang yang sudah terbentuk secara alami.
Baca juga: Kru Eksebisi WWF dari Korea Selatan Ditemukan Meninggal di Hotel Bali, Sempat Mengeluh Sesak
Teknologi itu membuat air bisa ditampung saat keadaan berlimpah sehingga bisa digunakan ketika kemarau terjadi.
Cara itu merupakan bagian dari proyek City of 1.000 Tanks yang merupakan hasil kerja sama dengan Pemerintah Belanda.
"Inspirasinya datang dari sistem Irigasi di pura Hindu yang mengatur saat air melimpah dan saat kekurangan air," kata peneliti City of 1000 Tanks Eva Plannes dalam sesi bertajuk "Implementing Circular Water and Resources Management for Food Security and Resilient Cities" di World Water Forum, Bali, Selasa (21/5/2024).
Baca juga: WWF Bali Sahkan Deklarasi Menteri, Dorong Pengelolaan Air di Pulau-pulau Kecil
Sedangkan Kota Hyderabad mengadopsi konsep sistem bangunan ramah lingkungan dengan penggunaan air daur ulang.
Air yang telah digunakan dan limbah akan diolah dengan teknologi pemurnian, kemudian ditampung bersama air hujan serta sumber lainnya.
Pengolahan ini membuat kebutuhan air tidak selalu bergantung pada penyediaan air bersih yang baru dari alam.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya