Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Arip Muttaqien
Akademisi/Peneliti (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI)

Saat ini berkiprah sebagai akademisi/peneliti di Universitas Indonesia. Tertarik dengan berbagai topik ekonomi, pembangunan berkelanjutan, pembangunan internasional, Asia Tenggara, monitoring-evaluasi, serta isu interdisiplin. Doktor ekonomi dari UNU-MERIT/Maastricht University (Belanda). Alumni generasi pertama beasiswa LPDP master-doktor. Pernah bekerja di ASEAN Secretariat, Indonesia Mengajar, dan konsultan marketing. Bisa dihubungi di https://www.linkedin.com/in/aripmuttaqien/

Transisi Ekonomi Hijau dan Skema Pembiayaan

Kompas.com - 04/06/2024, 15:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Inisiatif ini menjadi menarik jika dikaitkan dengan kebutuhan pendanaan untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di Indonesia.

Memang, ekonomi hijau tidak dapat dilepaskan dari SDGs. Beberapa SDGs yang relevan dengan ekonomi hijau antara lain, energi bersih dan terjangkau (SDG 7), pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (SDG 8), industri, inovasi, dan infrastruktur (SDG 9), kota dan komunitas yang berkelanjutan (SDG 11), konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (SDG 12), aksi iklim (SDG 13), dan kehidupan di darat (SDG 15).

Pemerintah telah memperkenalkan Green Sukuk sebagai solusi pembiayaan alternatif untuk mencapai SDGs.

Dana yang terkumpul dari Green Sukuk ini dialokasikan untuk proyek-proyek ramah lingkungan dengan tujuan mengurangi emisi GRK.

Dari tahun 2018 hingga 2023, telah diterbitkan Green Sukuk global senilai 6,9 miliar dollar AS melalui 10 penerbitan.

Dari total penerbitan tersebut, 5 miliar dollar AS merupakan sukuk global, 1,5 miliar dollar AS berupa sukuk ritel, dan 0,5 miliar dollar AS adalah sukuk berbasis proyek.

Berdasarkan laporan dari Kementerian Keuangan, lebih dari 85 persen dari total pendanaan yang diterima disalurkan ke tiga sektor utama: transportasi berkelanjutan (sustainable transport), ketahanan terhadap perubahan iklim (resilience to climate change), dan manajemen air serta pengelolaan air limbah yang berkelanjutan (sustainable water and wastewater management).

Sisanya dialokasikan ke berbagai sektor lain, termasuk energi terbarukan (renewable energy), konversi energi dan manajemen sampah (waste to energy and waste management), bangunan hijau (green building), dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan (sustainable management of natural resources).

Beberapa skema yang dapat ditekankan antara lain kemitraan antara pemerintah dan swasta (public-private partnership) untuk berbagi risiko dalam pelaksanaan proyek.

Dalam hal ini, pemerintah bisa menawarkan insentif dan kemudahan regulasi untuk menarik investasi swasta.

Skema lain adalah dalam bentuk Climate Investment Funds, di mana terdapat kelolaan dana abadi yang didedikasikan untuk mendukung proyek-proyek berbasis ekonomi hijau.

Dana Perwalian Perubahan Iklim Indonesia (Indonesia Climate Change Trust Fund/ICCTF) dan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dapat diperbesar peranannya untuk pembiayaan ekonomi hijau.

Hal ini termasuk memperbesar dana kelolaan untuk meningkatkan manfaat bagi proyek ekonomi hijau.

Terakhir, sistem crowdfunding dapat memungkinkan masyarakat terlibat langsung dalam pembiayaan proyek ekonomi hijau.

Platform crowdfunding khusus bisa dibuat untuk proyek-proyek hijau, di mana individu dapat berinvestasi dalam energi terbarukan dan konservasi lingkungan.

Transisi menuju ekonomi hijau di Indonesia adalah langkah penting untuk mengurangi emisi dan mendukung SDGs.

Dengan memanfaatkan skema pembiayaan inovatif seperti Green Sukuk, kemitraan publik-swasta, atau skema inovatif lain, diharapkan dapat mengatasi tantangan investasi untuk ekonomi hijau.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dari Data Kesehatan Memprihatinkan ke Budaya Hidup Sehat, Begini Transformasi PLN UID Banten lewat Program GELORA
Dari Data Kesehatan Memprihatinkan ke Budaya Hidup Sehat, Begini Transformasi PLN UID Banten lewat Program GELORA
Pemerintah
Bali Luncurkan Unit Layanan Disabilitas untuk Penanggulangan Bencana
Bali Luncurkan Unit Layanan Disabilitas untuk Penanggulangan Bencana
Pemerintah
DLH Jakarta Akui Sulit Setop 'Open Dumping' di TPS Bantargebang
DLH Jakarta Akui Sulit Setop "Open Dumping" di TPS Bantargebang
Pemerintah
DKI Gadang Sunter Jadi Lokasi Waste to Energy, Kelola 2.200 Ton Sampah
DKI Gadang Sunter Jadi Lokasi Waste to Energy, Kelola 2.200 Ton Sampah
Pemerintah
RDF Rorotan Beroperasi November, Diklaim Bisa Redam Sebaran Mikroplastik
RDF Rorotan Beroperasi November, Diklaim Bisa Redam Sebaran Mikroplastik
Pemerintah
United Tractors Dorong Inovasi Berkelanjutan Lewat SOBAT Competition 2025
United Tractors Dorong Inovasi Berkelanjutan Lewat SOBAT Competition 2025
Swasta
Mikroplastik Ada di Udara dan Hujan, Menteri LH Minta TPA Lakukan Capping
Mikroplastik Ada di Udara dan Hujan, Menteri LH Minta TPA Lakukan Capping
Pemerintah
Ironis, Udara Kita Tercemar Mikroplastik, Bernafas pun Bisa Berarti Cari Penyakit
Ironis, Udara Kita Tercemar Mikroplastik, Bernafas pun Bisa Berarti Cari Penyakit
LSM/Figur
Second NDC Indonesia Dinilai Tak Partisipatif, Lemah Substansi
Second NDC Indonesia Dinilai Tak Partisipatif, Lemah Substansi
LSM/Figur
Nyamuk Muncul di Islandia, Tanda Nyata Dampak Perubahan Iklim
Nyamuk Muncul di Islandia, Tanda Nyata Dampak Perubahan Iklim
Pemerintah
WMO: Peringatan Dini Bencana Hak Asasi Manusia, Tak Boleh Ada yang Mati Sia-sia
WMO: Peringatan Dini Bencana Hak Asasi Manusia, Tak Boleh Ada yang Mati Sia-sia
Pemerintah
Ketika Perempuan Petani di Kalbar Andalkan Gotong Royong untuk RIngankan Pekerjaan Keluarga...
Ketika Perempuan Petani di Kalbar Andalkan Gotong Royong untuk RIngankan Pekerjaan Keluarga...
LSM/Figur
DBS Ungkap 5 Tren yang Akan Bentuk Masa Depan Pembiayaan Berkelanjutan
DBS Ungkap 5 Tren yang Akan Bentuk Masa Depan Pembiayaan Berkelanjutan
Swasta
BRIN Jelaskan Bagaimana Bakar Sampah Bisa Datangkan Hujan Mikroplastik
BRIN Jelaskan Bagaimana Bakar Sampah Bisa Datangkan Hujan Mikroplastik
Pemerintah
Cuaca Panas Mereda, Kini BMKG Prediksi Peningkatan Curah Hujan
Cuaca Panas Mereda, Kini BMKG Prediksi Peningkatan Curah Hujan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau