Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/06/2024, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Limbah plastik merupakan salah satu sumber polusi yang cukup besar di Indonesia.

Bahkan, menurut data PBB pada 2023 volume limbah plastik di Indonesia merupakan terbesar kedua di dunia setelah China.

Sementara Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2023 menunjukkan ada sekitar 12,87 juta ton limbah plastik, sebanyak 39,4 persen di antaranya belum terkelola.

Oleh karena itu, Sinarmas Land secara aktif ikut berperan mengurangi timbulan sampah plastik dengan memanfaatkannya sebagai campuran aspal.

Baca juga: 7 Fakta Sampah Plastik, Problem Lingkungan Terbesar Manusia

Sampah plastik dicacah menjadi High-Density Polyethylene (HDPE), kemudian dicampur aspal dan diaplikasikan di Kota Deltamas sejak 2023 lalu.

Dalam menghasilkan campuran aspal plastik ini, Sinarmas Land bermitra dengan PT Chandra Asri Pacific Tbk sebagai pemrakrasa dan PT Subur Brother untuk penggarapan aspal.

Perusahaan menargetkan gelaran jalan aspal sepanjang 12,2 kilometer di kawasan Kota Deltamas.

Inisiatif ini setara dengan memanfaatkan 52,4 ton cacahan limbah plastik kresek dan mengurangi emisi karbon sebesar 94,3 ton CO2.

Presiden Direktur PT Puradelta Lestari Tbk sekaligus CEO Commercial National Sinarmas Land Hongky J Nantung mengatakan, perusahaan berkomitmen untuk melakukan berbagai upaya nyata menghadapi permasalahan lingkungan.

Penggunaan aspal berbahan limbah plastik menjadi solusi konkret mengatasi permasalahan limbah plastik di Indonesia.

Baca juga: Tanpa Pencegahan, Sampah Plastik Bisa Meningkat 3 Kali Lipat pada 2040

"Pengerjaan jalan berbahan aspal olahan limbah plastik ini akan berlangsung hingga Juli 2024 dan akan terus berjalan untuk proses pengaspalan kawasan Kota Deltamas pada masa depan," ujar Hongky dalam keterangannya kepada Kompas.com, Senin (3/6/2024).

Direktur Legal, Hubungan Eksternal & Ekonomi Sirkular Chandra Asri Edi Riva'i menambahkan, kolaborasi ini merupakan upaya untuk mengelola limbah plastik bernilai rendah, seperti kantong kresek, menjadi benda yang bernilai ekonomi dan berdampak bagi lingkungan guna mencapai keberlanjutan.

Sejak 2018, Chandra Asri Group telah menerapkan aspal dengan campuran limbah plastik melalui program 'Aspal Plastik untuk Indonesia Asri' berkolaborasi dengan berbagai pihak.

"Kami berharap apa yang telah Sinar Mas Land dan Chandra Asri lakukan dapat menginspirasi lebih banyak institusi untuk proaktif dan ikut serta mengadopsi penggunaan Aspal Plastik," tambah Edi.

Baca juga: Waspada: Saat Bernapas, Partikel Kecil Polusi Plastik Bisa Terhirup

Sebelumnya Sinarmas Land dan PT Chandra Asri Pacific Tbk sukses merampungkan gelaran jalan aspal sepanjang 8,6 kilometer di kawasan BSD City.

Inisiatif ini setara dengan memanfaatkan 164,2 juta lembar plastik kresek atau 410,57 ton limbah plastik kresek dari TPA.

Pencapaian kolaborasi antara kedua perusahaan ini juga turut menjadikan kawasan BSD City sebagai township pertama di Indonesia yang memanfaatkan aspal plastik.

Untuk diketahui, Kota Deltamas merupakan proyek joint venture antara Sinarmas Land dan Sojitz Corporation dari Jepang dengan luas area sekitar 3.200 hektar.

Township tersebut mengintegrasikan area hunian, komersial dan kawasan industri Greenland International Industrial Center (GIIC) bertaraf internasional yang dilengkapi dengan pengelolaan air bersih (WTP), pengolahan limbah (WWTP), penggunaan sumber daya listrik green renewable electricity dari PLN, fiber optik dan area hijau.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Platform Fakta Iklim Hadir, Publik Bisa Cek Hoaks Iklim Lebih Mudah

Platform Fakta Iklim Hadir, Publik Bisa Cek Hoaks Iklim Lebih Mudah

Pemerintah
Pelancong Mau Bayar Lebih untuk Penerbangan Rendah Emisi

Pelancong Mau Bayar Lebih untuk Penerbangan Rendah Emisi

Pemerintah
100 Hari Prabowo Gibran, DMO Batu Bara Didesak Dievaluasi

100 Hari Prabowo Gibran, DMO Batu Bara Didesak Dievaluasi

LSM/Figur
BPOM Perlu Percepat Pelabelan BPA pada Air Minum Galon

BPOM Perlu Percepat Pelabelan BPA pada Air Minum Galon

LSM/Figur
Dampak Positif IMIP pada Ekonomi Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat Morowali

Dampak Positif IMIP pada Ekonomi Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat Morowali

Swasta
Gerakan Menanam Pohon dari Kader Jadi Kado Ulang Tahun ke-78 Megawati

Gerakan Menanam Pohon dari Kader Jadi Kado Ulang Tahun ke-78 Megawati

LSM/Figur
Studi: Hilirisasi Nikel Perlu Terapkan ESG untuk Ciptakan Pekerjaan Hijau

Studi: Hilirisasi Nikel Perlu Terapkan ESG untuk Ciptakan Pekerjaan Hijau

LSM/Figur
DBS Indonesia Siapkan Rp 100 Miliar untuk Bantu Tingkatkan Kualitas Hidup Kelompok Rentan

DBS Indonesia Siapkan Rp 100 Miliar untuk Bantu Tingkatkan Kualitas Hidup Kelompok Rentan

Swasta
BNI Implementasikan Kesetaraan Gender di Ruang Kerja

BNI Implementasikan Kesetaraan Gender di Ruang Kerja

BUMN
AS Keluar Perjanjian Paris, Pendanaan Transisi Energi RI Bisa Terganggu

AS Keluar Perjanjian Paris, Pendanaan Transisi Energi RI Bisa Terganggu

LSM/Figur
Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Investasi Hijau Bisa Lari ke Negara Lain

Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Investasi Hijau Bisa Lari ke Negara Lain

Pemerintah
Serba-serbi PLTA Jatigede: Terbesar Kedua di Indonesia, Pangkas Emisi 415.800 ton

Serba-serbi PLTA Jatigede: Terbesar Kedua di Indonesia, Pangkas Emisi 415.800 ton

Pemerintah
Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

LSM/Figur
Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Pemerintah
BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau