Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Melimpah, tapi Obat Herbal Standar RI Masih Sedikit

Kompas.com - 04/06/2024, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi obat herbal yang sangat besar.

Hal tersebut tak lepas berkat dukungan sumber daya keanekaragaman hayati yang melimpah di Bumi Pertiwi.

"Secara umum mestinya kita bisa menggantikan semua bahan baku obat," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di Jakarta, Senin (3/6/2024), sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: BRIN Temukan Potensi Baru Obat Diabetes, Buka Peluang Investasi

Handoko menuturkan, Indonesia telah mengidentifikasi sekitar 30.000 spesies dari biodiversitas.

Akan tetapi, obat herbal berstandar masih sangat sedikit yakni 76 obat.

Menurutnya, bila keanekaragaman hayati itu bisa dioptimalkan secara baik, hal tersebut dapat menciptakan kedaulatan obat dan kesehatan bagi Indonesia.

Dengan demikian, lanjutnya, insiden berebut obat dan kelangkaan obat yang terjadi saat era pandemi Covid-19 tidak akan terulang.

"Itu (bahan baku obat) salah satu bentuk kedaulatan dan ketahanan era modern ini yang justru jauh lebih penting daripada bukan hanya masalah perang," kata Handoko.

Baca juga: Tugu Kalpataru untuk Mamah Oday, Pelestari Obat Nusantara

Lebih lanjut, Handoko menyampaikan membuat bahan baku alam menjadi obat-obatan butuh proses yang cukup panjang.

Proses tersebut tidak hanya menyangkut dari aspek riset, tetapi juga aspek pengembangan teknologi proses.

Beberapa tumbuhan, kata dia, diketahui bisa menjadi bahan baku parasetamol, namun untuk membuat mesin yang bisa memproses tumbuhan menjadi parasetamol secara konsisten masih menjadi tantangan saat ini.

Handoko menegaskan, pihaknya terus berusaha menjalin berbagai kerja sama dengan industri kesehatan agar Indonesia dapat menciptakan obat dan alat kesehatan secara mandiri berbekal sumber daya biodiversitas tersebut.

"Industri yang membuat mesin tidak ada di Indonesia. Itu sebabnya mau tidak mau kita harus bermitra dengan industri manufaktur," ucapnya.

Baca juga: Informasi Obat Pencegah TBC Diluncurkan, Jurus WHO Tekan Kasus Global

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

LSM/Figur
Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Pemerintah
Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

LSM/Figur
“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

Swasta
Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Pemerintah
Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

LSM/Figur
Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

LSM/Figur
Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

LSM/Figur
Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Pemerintah
79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

Pemerintah
 Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Pemerintah
Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

LSM/Figur
Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

LSM/Figur
Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Swasta
Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau