KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan, ruang antariksa menjadi salah satu peluang alternatif dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, saat ini pemanfaatan ruang angkasa untuk perekonomian adalah untuk keperluan telekomunikasi.
Di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Rabu (5/6/2024), Handoko menyampaikan, ke depan penginderaan jauh atau remote sensing menjadi alternatif.
Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Perekonomian Dunia Lebih Buruk Dibandingkan Perkiraan Sebelumnya
Dia menuturkan, remote sensing basisnya merupakan citra data yang diambil dari satelit yang kita olah, dan itu yang bisa menjadi produk yang dijual kepada pengguna.
"Misalnya bagaimana bisa mengamati perkebunan sawit, melihat kebakaran hutan, dan mengukur sawah yang akan panen," kata Handoko, dikutip dari situs web BRIN.
Ironisnya, kata Handoko, sampai saat ini kebutuhan akan data citra satelit Indonesia masih membeli dari pihak lain dengan harga mencapai Rp 475 miliar tiap tahun.
Sehingga terobosan untuk investasi membuat satelit sangat mungkin.
Baca juga: Dukung Perempuan dalam Perekonomian, Presdir BCA Beri Literasi Keuangan 42 Finalis Puteri Indonesia
"Lebih baik Rp 475 miliar itu untuk investasi bangun satelit dan jualan data. Jadi sebenarnya secara finansial tidak terlalu muluk-muluk, yang dibutuhkan minimal enam satelit remote sensing yang kombinasi berbasis optik dan juga berbasis radar," tambah Handoko.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Donny Ermawan Taufanto mendukung pentingnya teknologi antariksa bagi sistem pertahanan negara.
"Teknologi antariksa seperti pemanfaatan satelit komunikasi, satelit penginderaan jauh, dan satelit navigasi sangat penting dalam mendukung operasi-operasi militer, misalnya di Papua. Selama ini kita masih menggunakan satelit asing," paparnya.
Baca juga: Pengembangan Pulau-pulau Kecil Bantu Dongkrak Perekonomian Nasional
Dia berharap, Indonesia memiliki satelit sendiri sehingga kerahasiaan data dapat diutamakan.
Donny juga berharap BRIN juga dapat berkontribusi dalam hal dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi peperangan elektronik.
"Bagaimana kita bisa menjamin spektrum elektromagnetik ini dapat kita gunakan dalam misi operasi militer, namun pihak lawan tidak dapat menggunakannya, misalnya dengan serangan elektronik maupun perlindungan elektronik," jelasnya.
Baca juga: Kejahatan Sektor Tambang, Jaksa Kejar Kerugian Negara dan Perekonomian
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya