Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/06/2024, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Hari Raya Idul Adha selalu dinantikan dengan penuh gegap gempita dan kegembiraan.

Penyembelihan dan pemotongan hewan kurban saat Idul Adha menjadi momen yang ditunggu sebagai bentuk ibadah yang mulia dan bentuk solidaritas kepada sesama.

Di satu sisi, aktivitas penyembelihan dan pemotongan hewan kurban perlu memperhatikan aspek lingkungan.

Baca juga: Jelang Idul Adha, Sejumlah Hewan Kurban di Jateng Terjangkit Diare dan Cacar

Untuk diketahui, salah satu luaran penyembelihan hewan kurban adalah limbah berupa darah dan bagian tubuh yang tidak digunakan seperti isi perut.

Bila terbuang ke badan air, limbah tersebut dapat menyebabkan pencemaran. Dan bila tidak ditangani dengan benar dapat menimbulkan bau menyengat dan menjadi tempat bakteri tumbuh sehingga dapat menimbulkan penyakit.

Selain itu, penggunaan kantong plastik sekali pakai sebagai wadah distribusi daging kurban juga menaikkan timbulan sampah.

Oleh karenanya, penting bagi kita untuk melaksanakan kurban yang ramah lingkungan agar meminimalisasi dampak yang tidak diinginkan.

Dilansir dari situs web Pusat Fasilitasi Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, berikut empat upaya pelaksanaan kurban yang ramah lingkungan.

Baca juga: Resep Daging Balado Pete, Olahan Kurban Idul Adha

1. Cegah limbah berceceran

Langkah pertama yang harus diperhatikan untuk pelaksanaan kurban ramah lingkungan adalah mencegah agar limbah dari aktivitas penyembelihan dan pemotongan hewan kurban tidak berceceran.

2. Tempat memadai

Pastikan area penyembelihan dan penanganan limbah memadai dan sesuai dengan jumlah hewan kurban.

Sediakan sarana penanganan pemotongan daging kurban dan penanganan limbah untuk menjamin kesehatan masyarakat dan menjaga kualitas lingkungan.

Baca juga: Peternak soal Sapi Kurban Jokowi di Belitung: Dimandikan, Diberi Vitamin Rutin

3. Penanganan limbah

Limbah isi perut hewan kurban dapat dikomposkan secara mandiri oleh panitia kurban atau dikirimkan ke tempat pengomposan.

Sedangkan darah atau bagian tubuh yang tidak dimanfaatkan dapat ditampung dan diolah menjadi kompos serta pakan ikan dan atau ternak.

Limbah dari aktivitas penyembelihan hewan kurban juga bisa ditimbun di dalam lubang tanah.

Ukuran lubang penimbunan adalah minimal 1 meter kubik untuk sapi yang berukuran 400-600 kilogram dan minimal 0,3 meter kubik untuk kambing yang berukuran 25-35kg.

4. Wadah ramah lingkungan

Belakangan ini, penggunaan kantong plastik sebagai wadah untuk distribusi daging kurban semakin marak dipakai.

Penggunaan kantong plastik sekali pakai dapat meningkatkan timbulan sampah yang berdampak buruk terhadap lingkungan.

Oleh karena itu, kita perlu mengganti kantong plastik dengan wadah yang bisa didaur ulang seperti daun pisang, daun jati, besek, dan lain sebagainya.

Kita juga bisa menggunakan wadah sendiri untuk menerima daging kurban sebagai upaya mengurangi kantong plastik sekali pakai.

Baca juga: Tak Ada Dermaga Khusus Hewan, Sapi Kurban di Sumenep Dilempar ke Laut untuk Menuju Daratan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

LSM/Figur
Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Pemerintah
BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BUMN
Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Swasta
Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Pemerintah
Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Swasta
'Bahan Kimia Abadi' PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

"Bahan Kimia Abadi" PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

Pemerintah
Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Swasta
Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Pemerintah
Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

BrandzView
China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

Pemerintah
Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Swasta
100 Hari Prabowo-Gibran, Ini Pejabat Energi dan Lingkungan dengan Skor Tertinggi hingga Terendah

100 Hari Prabowo-Gibran, Ini Pejabat Energi dan Lingkungan dengan Skor Tertinggi hingga Terendah

LSM/Figur
Menag Dorong Integrasi Isu Lingkungan dengan Pendidikan Agama

Menag Dorong Integrasi Isu Lingkungan dengan Pendidikan Agama

Pemerintah
Pengamat Ekonomi Energi Desak Perguruan Tinggi Tolak Konsesi Tambang

Pengamat Ekonomi Energi Desak Perguruan Tinggi Tolak Konsesi Tambang

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau