KOMPAS.com - Para pemimpin negara-negara Kelompok Tujuh (G7) baru saja menyelesaikan pertemuan puncaknya yang ke-50 pada tanggal 15 Juni 2024, di Apulia, Italia selatan.
Pada pertemuan tersebut, para pemimpin membuat serangkaian komitmen yang akan mempengaruhi agenda pembangunan global saat ini dan masa depan.
Komitmen ini mencakup berbagai bidang, antara lain perubahan iklim, kesehatan, kecerdasan buatan atau AI, teknologi baru, pertanian, pangan, dan nutrisi.
Untuk berkontribusi pada upaya berkelanjutan G7 dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas komitmennya, Asian Development Bank Institute (ADBI) menerbitkan ringkasan yang memberikan gambaran komprehensif tentang komitmen kelompok tersebut.
Baca juga: KTT Pemimpin G7 Gagal Capai Kesepakatan Perubahan Iklim
Keempatnya adalah, perubahan iklim, kesehatan, kesejahteraan, pertanian, pangan, dan nutrisi.
Berbeda dengan pendekatan Accountability Working Group (AWG), yang hanya melacak komitmen aktif dan relevan, ringkasan ADBI meninjau komitmen G7 sejak tahun 2011, memberikan pandangan komprehensif mengenai evolusi komitmen tersebut di empat sektor utama.
Selain itu, laporan ini juga menilai komitmen nasional dan internasional yang dibuat oleh G7, yang lebih dari sekadar fokus pada implementasi komitmen terkait pembangunan.
Misalnya, laporan ini mengkategorikan komitmen iklim ke dalam tiga kelompok: komitmen menyeluruh, komitmen nasional, dan komitmen internasional.
Oleh karena itu, laporan ini menganalisis komitmen G7 sedetail mungkin. Laporan ini memberikan gambaran yang jelas dan komprehensif mengenai perkembangan komitmen G7 dalam beberapa tahun terakhir, pengaruhnya terhadap agenda global, dan pengaruh peristiwa besar global.
Baca juga: Proteksi Lingkungan dan Ekosistem Berkelanjutan, MHU Raih Properda Emas
Untuk memenuhi tujuan laporan ini, ADBI melakukan peninjauan menyeluruh terhadap komunike pertemuan tahunan para pemimpin G7, yang mencakup periode 2011 hingga 2023, kecuali tahun 2020 ketika pertemuan puncak tersebut dibatalkan karena pandemi COVID-19.
ADBI selanjutnya mengintegrasikan wawasan dari laporan kemajuan yang dikeluarkan oleh AWG yang disebutkan sebelumnya.
Selain itu, ADBI mempelajari Laporan Keuangan G7 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi untuk tahun 2022, 2021, 2019, dan 2018, serta Laporan Kemajuan G7 Hiroshima 2023, dan Rencana Aksi Ekonomi Energi Bersih G7 2023.
Kemudian Pernyataan Aksi Hiroshima untuk Ketahanan Pangan Global yang Tangguh 2023, Laporan Kemajuan G7 Hiroshima 2023, Laporan Kemajuan Kesepakatan Laut G7 2022, Kerangka Acuan Climate Club 2022, dan Pakta G7 untuk Kesiapan Pandemi 2022.
Selanjutnya, Pernyataan G7 tentang Ketahanan Pangan Global 2022, Pernyataan G7 tentang Ketahanan Pangan Global dari Elmau tahun 2022, dan Peta Jalan G7 untuk Lingkungan Ekonomi Responsif Gender 2017.
Ringkasan ini menyoroti kemajuan yang signifikan. Misalnya, dalam mitigasi perubahan iklim, komitmen G7 menjadi lebih rinci dan tepat sasaran dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Jalankan Program Generation Restoration, GBU Lestarikan Lingkungan
Di bidang kesehatan, komitmennya semakin meningkat, terutama sejak pandemi COVID-19. Namun, tantangan masih ada.
G7 belum mengusulkan batas waktu yang jelas untuk menghapuskan subsidi bahan bakar fosil yang mendorong konsumsi yang boros, dan ketahanan pangan masih terfokus pada konteks kemanusiaan.
Selain itu, komitmen harus konkrit dan terukur untuk memastikan akuntabilitas dan efektivitas.
G7 telah memainkan dan akan terus memainkan peran penting dalam membentuk agenda global dan membina kerja sama internasional.
Kemajuan yang dicapai sejauh ini menggarisbawahi potensi kelompok ini untuk mendorong perubahan yang berarti.
Ke depan, G7 mempunyai posisi yang baik untuk mengatasi tantangan-tantangan baru dan memanfaatkan pengaruh kolektifnya untuk menciptakan peluang positif demi masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil.
Dengan komitmen dan akuntabilitas yang berkelanjutan, G7 dapat memimpin pembangunan global dan memastikan bahwa inisiatif mereka bermanfaat bagi semua pihak.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya