KOMPAS.com - Dewan Energi Nasional (DEN) menargetkan, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama Indonesia akan beroperasi pada 2032.
Anggota DEN Agus Puji Prasetyono mengatakan, PLTN pertama di Indonesia akan memiliki kapasitas sekitar 250 megawatt (MW).
Hal tersebut disampaikan Agus saat menerima audiensi dari EXCEL Services Corporation, perusahaan konsultan energi nuklir yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Perusahaan Asal Swiss Kurangi Limbah Radioaktif PLTN Sampai 80 Persen
"Selanjutnya PLTN akan dibangun secara bertahap bersamaan dengan penghentian PLTU (pembangkit listrik tenaga uap)," kata Agus dikutip dari situs web DEN, Kamis (13/6/2024).
Agus menyampaikan, PLTN di Indonesia diproyeksikan akan memiliki kapasitas mencapai 45 sampai 54 gigawatt (GW).
Selain difungsikan sebagai pembangkit listrik, PLTN juga akan dipakai untuk memproduksi hidrogen pada 2060.
Sementara itu, Presiden dan CEO EXCEL Services Corporation Donald R Hoffman menyampaikan, kajian akademis sangat penting untuk mendukung pengembangan PLTN di Indonesia.
Baca juga: Usul Pembentukan Tim Percepatan Pembangunan PLTN Diajukan ke Presiden
Selain isu teknologi, sosial, geopolitik, serta ekonomi, hal penting lainnya dalam pengembangan PLTN adalah isu keamanan.
Hoffman berujar, isu keamanan PLTN perlu disertai dengan perhitungan akademis yang matang.
Menurut Hoffman, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum membangun PLTN contohnya pencarian tempat atau lokasi yang aman, jauh dari risiko bencana alam, serta perlunya pendekatan ke masyarakat.
Hoffman juga menyambut baik rencana Indonesia dalam mengembangkan PLTN pada 2032.
Baca juga: Slovakia Setop Produki Listrik dari PLTU, Andalkan PLTN dan Energi Terbarukan
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, target operasional PLTN di Indonesia tertuang dalam draf revisi Rancangan Peraturan Pemerintah Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN).
Dalam revisi RPP KEN yang baru, transisi energi ditarget dapat mencapai puncak emisi antara 2030 hingga 2040.
PLTN juga bukan lagi disebut sebagai pilihan terakhir, melainkan menjadi sebagai salah satu sumber energi untuk mencapai netralitas karbon atau net zero emissions (NZE).
Baca juga: PLTN Dinilai Tak Tepat Dikembangkan di Indonesia
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya