KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menargetkan kerja sama dengan Taijikistan dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung.
Hal tersebut disampaikan Basuki saat melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Sumber Daya Air dan Energi Tajikistan Daler Jum’a Shofaqir di Dushanbe, Tajikistan, sebagaimana dilansir Antara, Kamis (13/6/2024).
Pertemuan bilateral tersebut digelar di sela The 3rd Dushanbe Water Action Decade Conference, Tajikistan.
Baca juga: Ketahui Tiga Jenis PLTS Terapung
Salah satu bentuk kerja sama yang bisa dilakukan antara Indonesia dan Tajikistan adalah penelitian tentang dampak lingkungan dari fasilitas PLTS terapung.
Bentuk kerja sama lain adalah pengembangan standar dan pedoman untuk mengelola risiko dalam pemasangan PLTS terapung.
Selain itu, kerja sama juga bisa mencakup regulasi dan kebijakan yang lebih baik untuk memfasilitasi pengembangan proyek PLTS terapung.
"Indonesia berkomitmen meraih net zero carbon dengan menerapkan transisi sumber energi terbarukan," kata Basuki.
Baca juga: PLTS Terapung Cirata Pangkas Emisi Karbon 214.000 Ton per Tahun
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah meresmikan PLTS Terapung Cirata yang diklaim terbesar se-Asia Tenggara dengan total kapasitas terpasang 192 megawatt (MW) pada November 2023.
PLTS Terapung Cirata merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) hasil kolaborasi Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UEA), yang melibatkan subholding PLN Nusantara Power dengan Masdar.
Direktur Utama PLN Nusantara Power Rully Firmansyah menuturkan, PLTS Terapung Cirata dapat menyuplai listrik ke 50.000 rumah dengan asumsi setiap rumah mengonsumsi 15 kilowatt jam (kWh) per hari.
Selain itu, PLTS Terapung Cirata dapat berkontribusi mengurangi emisi karbon sebesar 586,3 ton perhari, dilansir dari siaran pers PLN.
Baca juga: Setelah Cirata, PLTS Terapung Bakal Dikembangkan di Lokasi Lain
"Jadi dalam setahun akan mengurangi emisi karbon sebesar 214.000 ton pertahun. Ini merupakan komitmen kami untuk menyalurkan listrik yang hijau kepada masyarakat secara berkelanjutan," ucap Rully pada November 2023.
Potensi teknis PLTS terapung di Indonesia sendiri sangatlah besar, mencapai 28,4 gigawatt (GW) dari 783 lokasi badan air di Indonesia.
Data dari Kementerian ESDM menunjukkan, PLTS terapung skala besar dapat dikembangkan setidaknya di 27 lokasi badan air yang memiliki pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dengan total potensi 4,8 GW dan setara dengan investasi sebesar Rp 55,15 triliun.
Baca juga: Potensi PLTS Terapung Indonesia Melimpah Ruah
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya