KOMPAS.com - Para jemaah haji berjibaku dengan panas ekstrem yang melanda Arab Saudi saat musim haji kali ini. Suhu sempat melampaui 51 derajat celsius.
Menurut penghitungan Reuters, Kamis (20/6/2024), sedikitnya 562 jemaah meninggal dunia selama ibadah haji pada musim haji ini.
Ibadah haji sendiri merupakan salah satu Rukun Islam dan telah dilakukan oleh umat pendahulu sejak seribuan tahun lalu dengan kondisi Arab Saudi yang panas.
Baca juga: Stroke Ringan, Jemaah Haji Asal Magelang Dirawat di RS Al Noor Makkah
Kematian akibat cuaca panas selama ibadah haji juga bukanlah hal baru, dan telah tercatat sejak tahun 1400-an.
Kurangnya aklimatisasi terhadap suhu yang lebih tinggi, aktivitas fisik yang intens, ruang yang terbuka, dan populasi yang lebih tua membuat para jemaah haji menjadi rentan.
Akan tetapi, para ahli iklim menyampaikan, krisis iklim yang terjadi saat ini membuat suhu semakin panas dan sehingga situasinya menjadi parah.
"Krisis iklim menambah parahnya kondisi," kata Carl-Friedrich Schleussner dari Climate Analytics yang berbasis di Jerman.
Baca juga: 144 Jemaah Haji Indonesia Meninggal Dunia di Tanah Suci, Ini Penyebabnya
Waktu pelaksanaan ibadah haji mengikuti tahun Hijriyah. Bila disesuaikan dengan kalender Masehi, pelaksanaannya maju 10 hari setiap tahunnya.
Meski saat ini ibadah haji sudah memasuki musim dingin, pada tahun 2040-an ibadah haji akan bertepatan dengan puncak musim panas di Arab Saudi.
"Ini akan berakibat sangat fatal," kata Fahad Saeed, ilmuwan iklim di Climate Analytics yang berbasis di Pakistan.
Saeed dan Schleussner menerbitkan studi mengenai dampak kenaikan suhu Bumi terhadap jemaah haji pada 2021 di jurnal Environmental Research Letters.
Baca juga: Pemerintah Akui Penyelenggaraan Haji di Mina, Arafah dan Muzdalifah Masih Bermasalah
Studi tersebut menemukan, jika suhu Bumi naik 1,5 derajat celsius di atas tingkat pra-industri, risiko serangan panas bagi jemaah haji akan lima kali lebih besar.
Di sisi lain, suhu dunia diperkirakan akan naik 1,5 derajat Celcius pada 2030-an.
Pada tahun 2016, Arab Saudi menerbitkan strategi intervensi penghalau panas yang mencakup pembangunan kawasan teduh, pendirian titik air minum setiap 500 meter, dan peningkatan kapasitas layanan kesehatan.
Otoritas kesehatan Arab Saudi juga memperingatkan jemaah untuk tetap terhidrasi dan menghindari berada di luar ruangan antara pukul 11.00 hingga 15.00 waktu setempat selama musim haji.
Baca juga: 10 Jemaah Haji Asal Embarkasi Makassar Meninggal di Tanah Suci, Ini Daftarnya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya