Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis Hibahkan 500.000 Euro, Dukung Kawasan Konservasi Perairan Hiu Paus Sumbawa

Kompas.com - 20/06/2024, 06:17 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kawasan konservasi di sekitar habitat hiu paus Teluk Saleh, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dikelola Pemerintah Kabupaten Sumbawa dengan Konservasi Indonesia (KI), mendapat dukungan pendanaan dari Kedutaan Besar Prancis.

Kedutaan Besar Perancis memberikan dana hibah sebesar 500.000 Euro (sekitar Rp 8,8 miliar) untuk meningkatkan pengelolaan habitat hiu paus sekaligus penguatan ekosistem laut di wilayah tersebut.

Pentingnya perlindungan habitat hiu paus di Teluk Saleh, baru-baru ini diakui sebagai Kawasan Hiu Paus Penting oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Shark Specialist Group. Khususnya, karena berperan sebagai kawasan mencari makan hiu paus dan koridor pergerakannya di Bentang Laut Sunda Kecil.

Baca juga: Individu Baru Ditemukan, Kini Terdapat 203 Hiu Paus di Whale Shark Center PIS-KLHK

Penandatanganan dokumen perjanjian hibah pun dilakukan hari ini, Rabu (19/6/2024), di Auditorium the Institute Français Indonesia Auditorium, Jakarta.

Penandatanganan diwakili oleh Senior Vice President dan Executive Chair Konservasi Indonesia Meizani Irmadhiany, dengan Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Fabien Penone.

Seremoni juga disaksikan langsung oleh Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Firdaus Agung, dan Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat Lalu Gita Ariadi.

Komitmen Indonesia dan Perancis

Dalam sambutannya, Direktur KKHL Firdaus Agung mengatakan, dukungan dari Kedutaan Besar Perancis sangat penting untuk pengembangan kawasan konservasi dan upaya perlindungan hiu paus di Indonesia, yang statusnya telah dilindungi penuh berdasarkan Kepmen KP 18/2023.

Sebagai Management Authority CITES untuk ikan bersirip (pisces), KKP menaruh perhatian yang serius dengan menjadikan ikan hiu paus sebagai salah satu dari 20 jenis biota perairan yang diprioritaskan upaya konservasinya.

Menurutnya, dimulainya project meeting ini bisa menjadi momentum yang tepat dalam menyamakan perspektif dan tujuan yang sama, serta menjadi upaya komprehensif dalam kegiatan konservasi hiu paus di Teluk Saleh, NTB.

Baca juga: NTTI Pasang Pembatas, Selamatkan Laut Bunaken dari Sampah Plastik

“Selanjutnya, lokasi ini dapat didorong menjadi kawasan konservasi berbasis hiu paus dan pusat pembelajaran konservasi hiu paus di Indonesia sesuai dengan norma dan standar konservasi hiu paus yang ditetapkan oleh KKP melalui petunjuk teknis, kode etik, daya dukung, dan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar," ujar Firdaus.

Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Gita Ariadi yang hadir, turut menyampaikan bahwa program pengembangan MPA berbasis hiu paus ini akan menjadi salah satu bagian dari komitmen pemerintah NTB untuk melestarikan keanekaragaman hayati laut.

Menurutnya, dukungan ini bukan hanya dalam bentuk finansial, tetapi juga dalam bentuk pengetahuan dan teknologi yang sangat dibutuhkan untuk menjadikan Teluk Saleh sebagai contoh sukses pengelolaan MPA berbasis spesies di Indonesia.

“Kerjasama ini menunjukkan komitmen kita bersama dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tuturnya, dalam pernyataan tertulis. 

Sementara itu, Duta Besar H.E Fabien Penone mengatakan pihaknya senang dengan peluncuran proyek ini.

Ia menilai, kerja sama kedua negara sepenuhnya sejalan dengan komitmen internasional Prancis untuk melindungi setidaknya 30 persen lautan global pada 2030.

Baca juga: Aksi Beach Clean-Up di Labuan Bajo Peringati Hari Laut Sedunia

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penolakan Proyek Geothermal di Padarincang: Dilema Energi Terbarukan

Penolakan Proyek Geothermal di Padarincang: Dilema Energi Terbarukan

Pemerintah
Mengenal 'Net Zero Emission' hingga Strateginya

Mengenal "Net Zero Emission" hingga Strateginya

LSM/Figur
Deforestasi RI Terburuk Kedua di Dunia, 1,18 Juta Hektare Hutan Rusak

Deforestasi RI Terburuk Kedua di Dunia, 1,18 Juta Hektare Hutan Rusak

LSM/Figur
Peta Jalan Penyelenggaraan dan Pembinaan Bangunan Gedung Hijau Diluncurkan, Ini Isinya

Peta Jalan Penyelenggaraan dan Pembinaan Bangunan Gedung Hijau Diluncurkan, Ini Isinya

Pemerintah
Prancis Berencana Jadikan 'Spare Part' PLTN yang Ditutup jadi Alat Dapur, Amankah?

Prancis Berencana Jadikan "Spare Part" PLTN yang Ditutup jadi Alat Dapur, Amankah?

Pemerintah
Akibat Krisis Iklim, Risiko Tabrakan Hiu Paus dengan Kapal Semakin Tinggi

Akibat Krisis Iklim, Risiko Tabrakan Hiu Paus dengan Kapal Semakin Tinggi

Pemerintah
Koalisi Masyarakat Minta Pemerintah Tingkatkan Perlindungan Nelayan Kecil

Koalisi Masyarakat Minta Pemerintah Tingkatkan Perlindungan Nelayan Kecil

LSM/Figur
KLHK dan UNEP Jalin Kolaborasi di Bidang Hutan dan Lingkungan

KLHK dan UNEP Jalin Kolaborasi di Bidang Hutan dan Lingkungan

Pemerintah
Ini Ikhtiar Pemprov Jakarta Tekan Emisi dari Transportasi

Ini Ikhtiar Pemprov Jakarta Tekan Emisi dari Transportasi

Pemerintah
Keanekaragaman Tanaman Pertanian Bisa Tingkatkan Penyerapan Karbon oleh Tanah

Keanekaragaman Tanaman Pertanian Bisa Tingkatkan Penyerapan Karbon oleh Tanah

Pemerintah
Mahasiswa UGM Olah Cangkang Kerang Jadi Semen, Lebih Ramah Lingkungan

Mahasiswa UGM Olah Cangkang Kerang Jadi Semen, Lebih Ramah Lingkungan

LSM/Figur
RI Perlu Terapkan Ekonomi Restoratif, Seimbangkan Pembangunan dan Lingkungan

RI Perlu Terapkan Ekonomi Restoratif, Seimbangkan Pembangunan dan Lingkungan

LSM/Figur
AI Bisa Prediksi Kemungkinan Migrasi yang Disebabkan Iklim

AI Bisa Prediksi Kemungkinan Migrasi yang Disebabkan Iklim

LSM/Figur
Kesenjangan Gender di Sektor Pendidikan STEM Masih Tinggi

Kesenjangan Gender di Sektor Pendidikan STEM Masih Tinggi

Pemerintah
Kasus “Greenwashing” Turun untuk Pertama Kalinya dalam 6 Tahun

Kasus “Greenwashing” Turun untuk Pertama Kalinya dalam 6 Tahun

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau