Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Coca-Cola Dukung Ekonomi Sirkular, Terapkan Daur Ulang Botol RPET

Kompas.com - 11/07/2024, 10:13 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia turut mendukung penerapan ekonomi sirkular, dengan memproduksi botol plastik PET daur ulang alias recycle polyethylene terephthalate (rPET). 

Untuk diketahui, ekonomi sirkular merupakan konsep membuat nilai produk, bahan, dan sumber daya alam dalam perekonomian berumur panjang, guna meminimalkan kerusakan lingkungan. 

Head of Sustainability Coca-Cola Europacific Partners Indonesia Natasha Gabriella mengatakan, botol plastik rPET adalah salah satu komitmen perusahaan terhadap visi World Without Waste. 

Baca juga: Edukasi Daur Ulang, Booth Dari Botol Jadi Botol Hadir di PRJ 2024

"Dari level global pun kami sudah berkomitmen, bahwa pertama, tahun 2030 kami mau 100 persen botol plastik PET yang kami produksi itu kami tarik kembali, selain itu kami ingin di 2025 nanti, paling tidak 50 persen rPET itu sudah ada di produk-produk kami," ujar Natasha. 

Hal itu disampaikannya dalam Diskusi "Jaga Indonesia: Membangun Sistem Daur Ulang Berbasis Komunitas untuk Perubahan Sosial yang Positif" di Jakarta Fair Kemayoran, Selasa (9/7/2024).

Dengan botol 100 persen rPET, tidak termasuk tutup dan label, ia menyebut Coca-Cola berupaya mengurangi ketergantungan pada plastik baru dan menurunkan emisi karbon dalam proses produksi. 

Botol Coca-cola ini jadi memiliki nilai lebih dari penggunaan pertama karena dapat digunakan berulang kali, sehingga membantu mendukung ekonomi sirkular loop tertutup.

"Kami melihat bahwa yang namanya ekonomi sirkular itu penting, dan ini menjadi strategi bisnis kami juga. Upaya untuk daur ulang atau penggunaan kembali, jadi dari sisi materialnya ada yang bisa diefisienkan dan berdampak positif buat lingkungan," imbuhnya. 

Dari hulu hingga hilir 

Sebagai produsen minuman kemasan, CCEP Indonesia berkomitmen dalam perubahan sistem pengelolaan sampah, melalui pendekatan ekonomi sirkular yang menyeluruh, yakni dari hulu hingga hilir.

Di hulu, perusahaan fokus pada desain kemasan berkelanjutan, transisi dari botol berwarna menjadi transparan, peningkatan penggunaan bahan baku daur ulang pada kemasan, efisiensi sumber daya air dan energi, hingga minimalisasi limbah produksi. 

Baca juga: Tiga Tantangan Ekonomi Sirkular, Satu di Antaranya Daur Ulang

Sementara di hilir, CCEP Indonesia mendukungan sistem pengumpulan kemasan pascakonsumsi melalui fasilitas daur ulang pabrik Amandina Bumi Nusantara dan yayasan sosial nirlaba, Mahija Parahita Nusantara.

"Yayasan Mahija Parahita Nusantara yang melakukan proses pengumpulan (sampah), proses segregasi, untuk nanti akhirnya dipasok masuk ke pabrik kita, pabrik daur ulang namanya Amandina Bumi Nusantara," papar Matasha. 

Coca-Cola Indonesia membuka gerai edukasi daur ulang bertajuk ?Dari Botol Jadi Botol? di Jakarta Fair Kemayoran (JFK) 2024, mulai 12 Juni hingga 15 Juli 2024.KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARRORROH ITSNAINI Coca-Cola Indonesia membuka gerai edukasi daur ulang bertajuk ?Dari Botol Jadi Botol? di Jakarta Fair Kemayoran (JFK) 2024, mulai 12 Juni hingga 15 Juli 2024.
Botol 100 persen rPET terus diproduksi di fasilitas daur ulang baru di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Amandina Bumi Nusantara, yang didirikan dalam kemitraan antara CCEP Indonesia dan Dynapack Asia.

"Per akhir tahun 2023 lalu, (pabrik itu) telah mendapatkan sertifikat SNI karena sudah disetujui untuk food contact, jadi ini aman untuk kontak dengan makanan atau minuman," terang Natasha. 

Baca juga: Republik Ceko Wajibkan Daur Ulang Limbah Tekstil pada 2050

Tak hanya itu, CCEP Indonesia juga turut melakukan edukasi dan kampanye masyarakat tentang pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

Adapun penerapan ekonomi sirkular dari sisi produsen juga telah diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) LHK Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.

Pentingnya ekonomi sirkular

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Subdirektorat Tata Laksana Produsen, Direktorat Pengelolaan Sampah KLHK, Ujang Solihin Sidik menegaskan pentingnya daur ulang dan ekonomi sirkular. 

Botol-botol bekas yang bisa diolah untuk digunakan kembali, menjadi bermanfaat karena tidak berakhir sebagai sampah, melainkan bahan baku untuk membuat botol baru.

"Dengan menggunakan botol yang didaurulang, itu salah satu upaya untuk menghemat penggunaan bahan baku untuk membuat plastik yaitu minyak bumi," ujar Ujang. 

Artinya, dengan pemakaian kembali, bahan dasar plastik yang berasal dari minyak bumi yang merupakan sumber daya alam terbatas, bisa dikurangi. 

Lebih luas lagi, meminimalisir penggunaan plastik, tentunya dapat mengurangi limbah maupun sampah yang akan mencemari lingkungan. Pencemaran lingkungan berdampak lebih jauh kepada perubahan iklim dan pemanasan global. 

Baca juga: Palangka Raya Resmikan Pusat Daur Ulang Sampah

"Dampaknya itu sebesar itu dan seluas itu ya sebenarnya," imbuh Ujang. 

Sementara itu, Ketua Yayasan Mahija Parahita Nusantara Ardhina Zaiza menyampaikan bahwa ekonomi sirkular bukan lagi merupakan pilihan, melainkan suatu keharusan. 

Tak hanya dari sisi lingkungan, penerapan ekonomi sirkular juga tentunya memberikan peluang ekonomi, yang akan bermanfaat bagi komunitas. 

"Karena kalau kita ngomongin tentang sampah, yang terlibat di dalam itu kan banyak pihak ya. Terutama pemulung atau kita sebutnya recycling heroes, jadi para pahlawan daur ulang," ujar Ardhina. 

Menurutnya, di Indonesia, peran sektor informal atau para pejuang daur ulang sangat besar. Sebab, para recycling heroes berperan dalam mengumpulkan sampah, memilah, dan memberikannya kepada bank sampah atau pihak terkait, untuk kemudian mendapat imbalan. 

"Ekonomi sirkular tentunya akan membantu kehidupan para pemulung ini. Jadi dari sisi lingkungan dapat, dari sisi sosialnya juga dapat," pungkas dia. 

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rambut Manusia Efektif Serap Tumpahan Minyak di Lingkungan

Rambut Manusia Efektif Serap Tumpahan Minyak di Lingkungan

LSM/Figur
Pertanian Organik Jadi Kunci Ketahanan Pangan, tapi Hadapi Banyak Tantangan

Pertanian Organik Jadi Kunci Ketahanan Pangan, tapi Hadapi Banyak Tantangan

Swasta
Implementasikan Nilai Sustainability, Maybank Indonesia Jalankan 2 Program di Bali

Implementasikan Nilai Sustainability, Maybank Indonesia Jalankan 2 Program di Bali

Swasta
Baru 10 Persen Luas Padang Lamun di RI yang Tervalidasi

Baru 10 Persen Luas Padang Lamun di RI yang Tervalidasi

LSM/Figur
Pendidikan Tinggi Bisa Bantu Jembatani Kesenjangan 'Green Jobs'

Pendidikan Tinggi Bisa Bantu Jembatani Kesenjangan "Green Jobs"

Swasta
Kolaborasi Pendidikan dan Industri, Kunci Hadapi Tantangan Green Jobs di Era Ekonomi Berkelanjutan

Kolaborasi Pendidikan dan Industri, Kunci Hadapi Tantangan Green Jobs di Era Ekonomi Berkelanjutan

BrandzView
Pekerja Perawatan Perlu Dapat Upah Layak dan Perlindungan Sosial

Pekerja Perawatan Perlu Dapat Upah Layak dan Perlindungan Sosial

Pemerintah
Dukung Bebas Emisi, Ahli Bikin Green Hydrogen untuk Transportasi Laut

Dukung Bebas Emisi, Ahli Bikin Green Hydrogen untuk Transportasi Laut

LSM/Figur
Kementerian ESDM Targetkan Peta Jalan Pensiun Dini PLTU Rampung September

Kementerian ESDM Targetkan Peta Jalan Pensiun Dini PLTU Rampung September

Pemerintah
Dampak Tak Terduga dari Polusi Udara: Perubahan Suasana Hati

Dampak Tak Terduga dari Polusi Udara: Perubahan Suasana Hati

Pemerintah
Budi Daya Udang Berkelanjutan Lebih Produktif, Percepat Siklus Panen

Budi Daya Udang Berkelanjutan Lebih Produktif, Percepat Siklus Panen

LSM/Figur
3 Kepala Daerah Terima Penghargaan dari Lestari Awards 2024

3 Kepala Daerah Terima Penghargaan dari Lestari Awards 2024

Pemerintah
Sektor Industri Aktor Penting Capai Target Iklim

Sektor Industri Aktor Penting Capai Target Iklim

LSM/Figur
100 Persen Murni, 100 Persen Petualangan Indonesia, Komitmen AQUA dalam Wujudkan Ekonomi Sirkular dan Kelestarian Lingkungan

100 Persen Murni, 100 Persen Petualangan Indonesia, Komitmen AQUA dalam Wujudkan Ekonomi Sirkular dan Kelestarian Lingkungan

Swasta
Indonesia Darurat Krisis Iklim, Green Jobs Jadi Kunci

Indonesia Darurat Krisis Iklim, Green Jobs Jadi Kunci

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau